JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah Indonesia mengecam keras peristiwa penembakan tiga warga Muslim di Chapel Hill, North Carolina, Amerika Serikat, Selasa (10/2), sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, mengatakan selain mengutuk tindakan itu, Indonesia juga berharap proses hukum pada pelaku penembakan tersebut dapat ditegakkan.
“Kita mengecam kekerasan yang ditujukan kepada kelompok-kelompok tertentu, dan kekerasan bukan solusi untuk apa pun,” kata dia, dikutip dari Antaranews.com.
Saat ini, Pemerintah Indonesia terus melakukan komuniaksi dan koordinasi dengan Konsul Jenderal di New York, AS, untuk memantau perkembangan terkini dan menentukan langkah selanjutnya dalam rangka melindungi WNI yang berada di sana.
Sebelumnya, setelah terjadi peristiwa penembakan di kantor media Charlie Hebdo di Paris, Prancis, Januari 2015, Pemerintah Indonesia juga melakukan koordinasi dengan Kedubes RI di sana dan memberikan himbauan kepada para WNI di sana untuk tetap waspada.
“Kita sudah berkoordinasi dengan mereka (Konjen RI), tapi belum ada balasan, kemungkinan karena di sana masih dini hari,” kata Arrmaatha.
Motif penembakan terhadap tiga Muslim di Chapel Hill, North Carolina, bernama Deah Shaddy Barakat, Yusor Mohammad dan Razan Mohammad ditengarai berbagai pihak terkait kebencian pelaku yang bernama Craig Hicks terhadap keyakinan Muslim mereka.
Mengutip dari laman BBC, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengkritik Presiden Barack Obama yang berdiam diri terhadap pembunuhan ketiga Muslim tersebut.
Erdogan mengatakan para politisi bertanggung jawab akan kejadian yang terjadi di dalam negeri mereka dan harus mengklarifikasi sikap mereka terhadap peristiwa tersebut.
Pemakaman suami-istri Deah Barakat dan Yusor Mohammad serta adik Yusor, Razan Mohammad, pada Kamis (12/2), dihadiri lebih lima ribu orang. (azm/arrahmah.com)