JAKARTA (Arrahmah.com) – Menanggapi kerusuhan yang terjadi di Inggris, pemerintah Indonesia belum berencana mengevakuasi warga negara Indonesia di London, Inggris.
Meskipun demikian, Kementerian Luar Negeri telah menginstruksikan Kedutaan Besar RI di Inggris untuk mengeluarkan surat edaran kepada sekitar 4.000 WNI di Inggris untuk meningkatkan kewaspadaan.
“WNI diminta untuk menghindari tempat-tempat kerusuhan dan senantiasa berkomunikasi dengan KBRI. Syukur Alhamdulilah, sampai saat ini tidak ada laporan WNI kita yang berada dalam posisi sulit,” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/8/2011).
Marty mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia turut prihatin atas kerusuhan yang terjadi di Inggris. Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Inggris dapat secepatnya memulihkan kondisi di sana.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (10/8) ini, menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia yang baru, Mark Canning, di Ruang Kredensial Istana Merdeka, Jakarta. Namun Presiden tak membahas mengenai kerusuhan yang terjadi di Inggris dengan Dubes Canning.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kerusuhan yang bermula di daerah miskin Tottenham di London utara, Sabtu (6/8)lalu, kini meluas hingga ke seluruh ibu kota Inggris itu, mulai dari wilayah tertinggal Hackney di London timur hingga kawasan elite Notting Hill dan Clapham. Pada Senin (8/8) malam, kerusuhan juga melanda kota-kota di bagian lain Inggris, seperti Birmingham dan Nottingham di Inggris tengah, Bristol di barat, dan Liverpool di utara.
Di Birmingham, polisi menahan 138 orang setelah sedikitnya 30 toko dan bangunan lain diserang massa. Di London saja, polisi menahan 525 orang terkait kerusuhan, termasuk seorang anak berusia 11 tahun.
Lebih dari 100 orang telah dikenai dakwaan, termasuk dakwaan percobaan pembunuhan, setelah beberapa orang dengan sengaja menabrak polisi di Brent, sebelah utara London. Korban jiwa juga mulai jatuh setelah seorang pria berusia 26 tahun ditemukan tewas di mobilnya dengan luka tembak.
Perdana Menteri Inggris David Cameron, Selasa (9/8), mengatakan akan melakukan “segala cara yang diperlukan” untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban di Inggris setelah gelombang kerusuhan memasuki hari ketiga dan terus meluas hingga ke beberapa kota di luar London. Meski demikian, Cameron belum memandang perlu mengerahkan tentara untuk mengendalikan massa.
“Masyarakat tidak perlu ragu bahwa kami akan melakukan segala cara yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban di Inggris dan membuat situasi aman bagi warga yang mematuhi hukum,” ungkap Cameron yang memutuskan pulang lebih awal dari liburan musim panas di Italia untuk menangani krisis terbaru di Inggris ini.
Cameron juga memanggil pulang parlemen untuk mengadakan sidang darurat, Kamis besok. Ia memerintahkan personel polisi di London, ditambah hingga berjumlah tiga kali lipat menjadi 16.000 polisi. Polisi akan menerjunkan kendaraan lapis baja di titik-titik yang dipandang paling rawan.
Sementara itu, Deputi Ajun Komisaris Stephen Kavanagh dari Kepolisian Metropolitan London mengatakan, pihaknya mempertimbangkan menggunakan peluru karet untuk menghadapi massa jika pada Selasa malam mereka tetap nekat melanjutkan aksi kerusuhan. Ini merupakan kerusuhan terburuk di Inggris dalam 30 tahun terakhir. (dbs/arrahmah.com)