Toulouse (arrahmah.com) – Kaum muslimin di Prancis sering mendapatkan berbagai perlakuan yang tidak mengenakkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal itu terlihat dari berbagai kasus yang terjadi akhir-akhir ini.
Kasus terbaru terjadi pada hari Kamis (08/05), yaitu beberapa oknum sengaja ingin membakar masjid Kolombiyah, di kota Toulouse. Beberapa hari sebelum itu bahkan terjadi perusakan terhadap 148 makam kaum muslimin.
Sejauh ini belum ada tindakan tegas dari pihak berwajib atas penghinaan dan pelecehan terhadap kaum muslimin. Pemerintah Prancis terkesan membiarkan berbagai aksi yang terjadi. Sebagian media massa merasa khawatir kalau kaum muslimin kemudian membalas aksi-aksi tersebut.
Para intelektual di Prancis menilai, pemerintahan Prancis tidak berbeda dengan pemerintahan-pemerintahan Eropa lainnya. Mereka berusaha menekan kaum muslimin, mempersempit ruang geraknya, dan ingin mengusirnya dengan alasan memerangi teroris.
Meskipun mereka menekan dengan berbagai aksi, pertumbuhan kaum muslimin di Prancis bukannya semakin surut. Justru sebaliknya, masa depan perkembangan Islam sangat cerah di Prancis. Hal itu terlihat dari data yang menyebutkan bahwa jumlah kaum muslimin di Prancis sedikitnya telah mencapai 6 juta jiwa, sekitar 10% dari warga negara Prancis. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah kaum muslimin meningkat pesat menjadi 20 juta jiwa.
Perkiraan tersebut sangat beralasan karena beberapa faktor. Yaitu, pertumbuhan kaum muslimin yang sangat pesat, banyaknya imigran muslim, dan banyaknya pribumi yang masuk Islam. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pribumi yang masuk Islam sedikitnya mencapai 100 ribu jiwa. (alislamu)