KAIRO (Arrahmahh.com) – Pemerintah Mesir buru-buru meminta maaf kepada pemerintah Arab Saudi atas tindakan ‘tak bertanggung jawab’ sebagian warganya atas Kedutaan Besar Arab Saudi di Mesir.
Sebelumnya pemerintah Arab Saudi menyatakan akan menutup kantor kedutaan besar dan konsulat jendralnya di Mesir. Hal itu sebagai bentuk protes Arab Saudi atas tindakan penduduk Mesir yang melakukan demonstrasi di depan kantor ‘utusan‘ Arab Saudi di Mesir.
Dalam pernyataan resminya, Arab Saudi menutup kantor kedutaan besar dan konsulat jendralnya di Mesir. Arab Saudi juga menarik duta besarnya di Kairo. Demonstrasi penduduk Mesir di depan kantor kedubes dan konsulat jendral Arab Saudi di Mesir sudah dianggap melebihi batas kewajaran. Menurut pemerintah Arab Saudi, demonstrasi tersebut telah menganggu kelancaran kerja para diplomat Saudi, bahkan mengancam keselamatan nyawa mereka.
Jendral Husain Tantawi, kepala Dewan Tertinggi Militer Mesir mengambil langkah cepat untuk memadamkan ketegangan diplomatik antara kedua negara. Ia meminta maaf kepada pemerintah Saudi dan menegaskan demonstrasi rakyat hanya merepresentasikan keinginan para pelakunya. Hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin lama, menurutnya, tidak boleh diputuskan oleh ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Rezim Arab Saudi adalah sekutu utama penjajah salibis AS dalam memerangi kaum muslimin. Militer Arab Saudi terlibat langsung dalam memerangi mujahidin Anshar Shariah di Yaman. Pendiri kerajaan Arab Saudi sendiri, raja Abdul Aziz bin Sa’ud, membujuk mujahidin Palestina untuk menghentikan jihad mereka melawan kekuatan Israel pada 1948. Abdul Aziz menjamin penyelesaian kasus Palestina melalui perundingan di PBB, yang berakhir dengan pengakuan kedaulatan negara zionis Yahudi itu oleh PBB dan dunia Barat.
(muhib almajdi/arrahmah.com)