NOUAKCHOTT (Arrahmah.id) – Pemerintah Mauritania Senin (13/3/2023) membantah bahwa ada komunikasi dengan “Israel” untuk memulihkan hubungan diplomatik.
“Tidak ada kontak antara Mauritania dan “Israel”, dan kami tidak mempersiapkan normalisasi,” kata juru bicara pemerintah Alnani Ashrouqa, menunjukkan bahwa Nouakchott tidak tertarik untuk melacak dan menyangkal apa yang dipublikasikan di media internasional.
Respon ini muncul sebagai tanggapan atas laporan media “Israel” bahwa empat negara Muslim, termasuk Mauritania, sedang dalam pembicaraan dengan “Israel” untuk menjalin hubungan.
Laporan tersebut menyebutkan permintaan resmi yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri “Israel”, Eli Cohen ke Jerman untuk membantu memfasilitasi pembicaraan dengan negara Afrika Utara tersebut.
Pada Selasa (14/3), sumber di kedutaan Jerman di Mauritania membantah bahwa ada hubungan antara kunjungan seorang pejabat Jerman ke Nouakchott dan laporan tentang normalisasi “Israel”.
Situs web Al-Akhbar Mauritania mengutip sumber tanpa nama di kedutaan Berlin yang mengatakan bahwa kunjungan tiga hari oleh Asisten Menteri Luar Negeri Jerman, Katja Kohl secara eksklusif terkait dengan penguatan kerja sama antara kedua negara dan peningkatan tingkat integrasi perempuan ke dalam pemerintahan.
Mauritania, negara Muslim Arab berpenduduk sekitar 4,5 juta orang, pertama kali menjalin hubungan diplomatik dengan “Israel” 1999 tetapi memutuskannya pada 2009 setelah “Israel” melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, menewaskan ribuan orang.
“Israel” mencapai kesepakatan normalisasi dengan empat negara Arab pada 2020, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Setelah menjalin hubungan dengan Mesir dan Yordania beberapa dekade sebelumnya.
Laporan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir bahwa “Israel” juga berusaha menjalin hubungan dengan pusat kekuatan regional Arab Saudi. (zarahamala/arrahmah.id)