TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pemerintah Libya yang diakui oleh PBB pada Ahad (5/7/2020) mengecam serangan udara terhadap pangkalan militernya yang diklaim dilakukan oleh “angkatan udara asing”.
Pejuang yang loyal kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) merebut kembali pangkalan udara Al-Watiya, 140km (90 mil) dari barat daya ibu kota Tripoli, dari pasukan yang bersekutu dengan komandan militer Khalifa Haftar pada Mei.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar menuduh Turki -pendukung utama GNA- menggunakan pangkalan itu untuk membantu tentara GNA mengusir serangan yang diluncurkan terhadap Tripoli pada April tahun lalu.
Direbutnya kembali Al-Watiya menandai dimulainya keruntuhan LNA untuk merebut ibu kota dan menyebabkan mundurnya pasukan mereka di sepanjang jalur pantai.
“Penggerebekan semalam terhadap pangkalan Al-Watiya dilakukan oleh angkatan udara asing untuk mendukung penjahat perang [Haftar] dalam upaya menyedihkan dan putus asa untuk meningkatkan semangat kemenangan,” Wakil Menteri Pertahanan GNA Salah Al-Namrush mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Al Jazeera.
Dia bersumpah akan memberikan respon di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat, dan menambahkan “serangan itu merupakan upaya gagal untuk mengalihkan perhatian dari kemenangan baru-baru ini oleh GNA”.
Al-Namrush tidak merinci angkatan udara asing mana yang berada di belakang serangan udara itu.
Mengutip sumber-sumber militer, media pro-Haftar sebelumnya melaporkan serangan udara dilakukan oleh “pesawat tak dikenal” yang menargetkan sistem pertahanan udara Turki yang dipasang di Al-Watiya. (haninmazaya/arrahmah.com)