MOGADISHU (Arrahmah.com) – Pemerintah lemah Somalia yang dipimpin oleh pengkhianat, Syarif Ahmed pada Senin (13/2/2012) meminta untuk dicabutnya embargo senjata untuk membantu melawan Mujahidin Al Shabaab yang baru-baru ini menyatakan diri bergabung dengan Al Qaeda.
Seruan ini mengikuti deklarasi pada pekan lalu bahwa Mujahidin Al Shabaab telah bergabung dengan Al Qaeda yang menimbulkan kekhawatiran dan keresahan di kalangan orang-orang munafik dan kafir di Somalia.
Para ahli keamanan mengatakan Al Shabaab mungkin akan didorong untuk melancarkan serangan gaya Al Qaeda, mungkin di Kenya yang telah mengirimkan tentaranya ke Somalia untuk memerangi Al Shabaab.
Mendesak kekuatan asing untuk membantu, Mogadishu meminta masyarakat internasional untuk mengangkat embargo senjata di Somalia sehingga bisa “membela negara” dan memperkuat Tentara Nasional Somalia.
“Kami, percaya bahwa bersatunya mereka (Al Shabaab dan Al Qaeda) akan meningkatkan ‘ketidakamanan’ di Somalia, Afrika Timur dan seluruh dunia dan bahwa resiko Somalia akan menjadi basis Al Qaeda di Afrika Timur,” klaim Menteri Informasi boneka Somalia.
PBB memberlakukan embargo senjata sejak 1992, setahun setelah klan panglima perang menggulingkan diktator Mohamed Siad Barre dan menjerusmuskan negara itu ke dalam konflik.
Embargo ini telah diamandemen beberapa kali, termasuk pada tahun 2006 yang memungkinkan pasukan Uni Afrika untuk menopang pemerintahan lemah Somalia di tahun 2007.
Ditanya mengenai keinginan pemerintah boneka Somalia, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan selama perjalanannya ke Afrika Selatan ia berpikir akan “sulit untuk dilakukan dan dalam beberapa kasus mungkin sangat tidak bijak untuk melakukannya”. (haninmazaya/arrahmah.com)