BANDUNG (Arrahmah.com) – Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap jamu perintah saat ini sedang melakukan saintifikasi jamu untuk mengumpulkan bukti ilmiah dari jamu sehingga jamu bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan diakui dunia internasional.
“Saintifikasi jamu ini sudah dimulai sejak tahun lalu, tujuan ialah bagaimana kita mendukung jamu-jamu yang selama ini tidak didukung bukti ilmiah tapi sekarang bisa didukung oleh bukti ilmiah,” kata Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Kementerian Kesehatan RI, Sri Indrawati, di Bandung, Jumat (17/6/2011).
Sebagai upaya mendukung bukti ilmiah tersebut pihaknya melakukan pengumpulan data-data dari semua jamu yang ada di Indonesia. Sementara itu, ia mengungkapkan saat ini sudah ada 12 rumah sakit dan 62 puskemas di Pulau Jawa yang sudah melakukan saintifikasi jamu ini.
“Untuk jumlahnya saya kurang tahu, karena untuk data pasti saintifikasi jamu ini ada di Badan Litbang Kesehatan,” katanya.
Menurut Sri, saintifikasi jamu adalah sebuah potensi besar bagi bangsa Indonesia, karena bahan baku jamu tidak harus didapatkan dari luar negeri seperti hal nya obat-obatan kimia.
Terkait hal tersebut Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedianingsih menjelaskan bahwa saintifikasi jamu adalah upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan.
Selain itu Menkes juga mengatakan, saintifikasi jamu juga bisa meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Sebagai bangsa dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, untuk kedepannya diharapkan pemerintah juga melakukan saintifikasi terhadap obat-obatan yang telah disunnahkan Rasulullah SAW yang dikenal dengan Thibun Nabawi. Karena selain mengikuti Sunnah Rasul, khasiat Thibun Nabawi telah dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia. (ans/rasularasy/arrahmah.com)