KUWAIT (Arrahmah.com) – Pemerintah Kuwait menangkap 3 anggota sel “teroris” di sebuah rumah yang berisi selundupan ratusan senjata dan perlengkapan perang dari Irak. Persediaan aneka senjata berat dan ringan itu disembunyikan dalam sebuah bunker di bawah rumah dekat perbatasan itu, demikian Al-Jazeera melaporkan Jum’at (14/8/2015).
Menteri Dalam Negeri Kuwait mengatakan pada Kamis bahwa 3 warga negaranya itu mengaku telah mengikuti sebuah kelompok yang merencanakan makar atau terorisme untuk mengganggu stabilitas negeri itu.
Mayoritas Muslim Sunni di Kuwait sebenarnya telah sangat waspada akan bau makar itu pasca pengeboman bunuh diri yang terjadi di Masjid Syiah di ibukota Kuwait. Pada akhir Juni lalu, insiden itu menewaskan 27 orang warga sipil. ISIS mengklaim bahwa pengeboman itu merupakan operasi mereka.
Sebanyak total 19,000 kg amunisi, 144 kg bahan peledak, 68 pucuk senjata, 204 granat dan roket berpelontar, serta perlengkapan perang lainnya disita dari 3 rumah dekat perbatasan Irak, ujar Kemeterian.
Kementerian mengatakan, peledak ditemukan di sebuah erkebunan di wilayah Al-Abdali, dan di 2 rumah yang lokasinya tidak disebutkan. Kemudian ketiga pria yang ditangkap merupakan pemilik rumah itu.
Meski Pemerintah Kuwait tidak menyebutkan sel teror itu secara spesifik, namun sebuah koran berbahasa Arab Al-Alba melansir bahwa senjata itu diselundupkan dari Irak dan disimpan oleh anggota sel yang terhubung dengan kelompok militan terlarang Syiah “Hizbullah”.
“Ini direncanakan oleh elemen yang terhubung dengan ‘Hizbullah’ yang telah diawasi (pemerintah) sejak lama,” begitu laporan koran tersebut.
Sementara dalam koran lain, Al-Seyassah, mengutip sumber pemerintah, juga menyalahkan “Hizbullah” dan Iran.
Persenjataan yang ditemukan kali ini merupakan “temuan terbesar dalam sejarah negara ini,” kutip koran itu dari seorang sumber anonim pemerintah.
Pemerintah Teluk Arab telah meningkatkan pengawasannya terhadap gerak-gerik Teheran dan Washington yang bisa memperkuat cengkraman Iran yang mendukung kelompok paramiliternya di sepanjang Timmur Tengah, termasuk “Hisbullah”.
Kuwait mengatakan bahwa pemerintahnya telah menghadapi ancaman dari jaringan intelijen Iran yang kian berkembang, juga dari penyebaran sel-sel ISIS.
Sejak insiden pengeboman 26 Juni, otoritas Kuwait telah meluncurkan pengawasan penuh terhadap siapa saja yang terkait dengan ISIS.
Bulan lalu, Kuwait menyatakan keberhasilannya mengeliminasi 5 sel milisi kelompok ISIS.
Merespon video operasi penyitaan yang diunggah Kementerian Dalam Negeri Kuwait pada Youtube, Sabtu (15/8), seorang netizen asal Jakarta mengatakan, “Bagaimana dengan persiapan makar Syiah di Indonesia? Wallahu a’lam.” (adibahasan/arrahmah.com)