JAKARTA (Arrahmah.com) – Sylviani Abdul Hamid dari SNH Advocacy Center menilai pemerintah gagal paham dalam membendung aksi damai bela Islam yang akan dilakukan umat Islam pada hari ini Jum’at (4/11/2016).
“Salah alamat kalau datang ke pimpinan parpol,” katanya singkat.
Sebagaimana diketahui Pemerintah telah melakukan pertemuan dengan beberapa pentolan partai politik diantaranya adalah Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Sylvi menegaskan bahwa aksi Jum’at tersebut bukanlah aksi politik yang disinyalir beberapa pihak termasuk pemerintah.
“Aksi ini murni merupakan lahir dari sanubari umat Islam yang menuntut penegakan hukum terhadap dugaan tindak pidana penistaan, bukan aksi politik,” ujarnya di Bareskrim pada Kamis (3/11/2016).
Berkenaan dengan aksi tersebut, Ia meminta pihak pemerintah dalam hal ini kepolisian untuk tidak melakukan tindakan represif terhadap para peserta aksi. “Hendaknya bersikap arif dalam menghadapi para demonstran,” kata advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI tersebut.
Karena menurutnya, apabila salah dalam mengambil tindakan (terhadap para peserta aksi) akan berdampak besar. “Awas, hati-hati, jangan salah langkah (dalam menghadapi demonstran), karena akibatnya akan fatal,” tegasnya.
Sylvi menerangkan bahwa aksi yang akan dihadiri oleh jutaan rakyat Indonesia ini tidak akan terjadi, apabila sejak awal sudah dilakukan penegakan hukum. Oleh karenanya, Ia meminta akar masalahnya harus diselesaikan.
“Ini merupakan ekses dari lemahnya law enforcement sejak dini, sebaiknya cepat diselesaikan kasusnya agar terang benderang, sehingga adanya kepastian hukum terhadap dugaan penistaan yang dilakukan oleh orang yang satu ini (Ahok),” tutupnya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)