TEL AVIV (Arrahmah.com) – Beberapa orang Yahudi yang tersisa di Yaman telah diterbangkan ke “Israel” dalam “operasi rahasia” untuk mengambil mereka dari negara yang dilanda perang.
The Jewish Agency, yang membantu untuk mengatur imigrasi Yahudi ke “Israel”, mengatakan pada Senin (21/3/2016) bahwa sebanyak 19 orang telah tiba di “Israel” dari Yaman selama beberapa hari terakhir.
“Sembilan belas orang telah tiba di “Israel” dalam beberapa hari terakhir, termasuk 14 orang dari kota Raydah dan satu keluarga yang terdiri dari 5 orang dari Sanaa,” kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera, Selasa (22/3/2016).
Jews Agency menolak untuk memberikan rincian terkait operasi tersebut, namun seorang juru bicara mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa butuh waktu beberapa bulan untuk mempersiapkannya.
Sebanyak 17 orang dari mereka dibawa ke “Israel”, termasuk seorang rabi yang membawa gulungan yang diklaim sebagai Taurat yang berusia 500 tahun, tiba pada Ahad (20/3/2016) malam, sedangkan dua lainnya telah tiba beberapa hari sebelumnya.
Jews Agency juga mengatakan bahwa sekitar 50 orang Yahudi telah memutuskan untuk tinggal di Yaman, yang sebagian besar tinggal di kompleks dekat kedutaan besar AS di ibukota, Sanaa, di bawah perlindungan pemerintah Yaman.
Sanaa dan kota Raydah ke wilayah utara berada dalam kendali milisi Houtsi yang memerangi pasukan loyalis pemerintah yang diakui secara internasional dan pendukungnya dalam koalisi yang dipimpin Saudi.
Operasi lainnya telah berhasil memindahkan populasi Yahudi dari Ethiopia, dan secara diam-diam dari negara-negara Arab atau Muslim dimana “Israel” tidak memiliki hubungan resmi.
Pada Ahad (21/3), ratusan orang “Israel” Ethiopia berbaris di Yerusalem setelah pemerintah “Israel” membatalkan rencana untuk mengizinkan keluarga mereka pindah dari negara Afrika, dan menyebut langkah tersebut sebagai diskriminasi.
Polisi dan penyelenggara memperkirakan jumlah massa mencapai 2.000 orang dalam pawai yang digelar pada Ahad (21/3). Pawai tersebut berakhir di luar kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
(ameera/arrahmah.com)