BAGHDAD (Arrahmah.id) – Pemerintah Irak telah mengutuk keras serangan-serangan Amerika Serikat yang menargetkan situs-situs yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran di Irak pada Rabu (24/1/2024).
Seorang juru bicara Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut “secara terang-terangan” melanggar kedaulatan negaranya.
AS mengklaim bahwa serangannya yang “proporsional” telah menargetkan “kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran”.
Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) yang merupakan kelompok paramiliter mengatakan bahwa tindakan AS yang “berbahaya” tersebut telah menewaskan salah satu pejuang mereka, lansir BBC.
PMF, yang didominasi oleh milisi Muslim Syiah yang didukung Iran, mengatakan sejumlah pejuang lainnya terluka dalam serangan terhadap basis mereka di al-Qaim, sebuah kota di perbatasan Suriah di provinsi Anbar barat, dan di Jurf al-Nasr, di provinsi Babil.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa serangan terhadap tiga fasilitas milik milisi Hizbullah Kataib dan kelompok-kelompok lain merupakan “tanggapan langsung terhadap serangkaian serangan eskalasi” terhadap pasukan AS dan pasukan internasional lainnya di Irak dan Suriah.
Mayor Jenderal Yehia Rasool, juru bicara Perdana Menteri Sudani, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan AS tersebut “berkontribusi pada eskalasi yang sembrono”.
“Tindakan yang tidak dapat diterima ini merusak kerja sama yang telah terjalin selama bertahun-tahun pada saat kawasan ini sedang bergulat dengan bahaya meluasnya konflik, akibat dari agresi ke Gaza,” tambahnya, merujuk pada perang antara “Israel” dan kelompok Palestina Hamas.
Ia menambahkan bahwa Irak akan memperlakukan operasi-operasi AS “sebagai tindakan agresi” terhadap rakyatnya di tanah mereka, dan mendesak komunitas internasional untuk membantu memulihkan perdamaian.
Menulis di X, yang sebelumnya adalah Twitter, penasihat keamanan nasional Irak Qassem al-Aaraji mengatakan bahwa tindakan AS tidak akan “membantu membawa ketenangan”.
Ia menambahkan bahwa “AS seharusnya meningkatkan tekanan untuk menghentikan serangan ‘Israel’ di Gaza daripada menargetkan dan mengebom pangkalan-pangkalan badan nasional Irak”.
Pekan lalu, empat personel militer AS terluka dalam sebuah serangan rudal balistik dan roket di pangkalan udara Al Asad, Irak, di provinsi Anbar.
Pentagon mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah kembali bertugas dan tidak ada kerusakan yang signifikan pada fasilitas-fasilitas.
Komando Pusat (Centcom) militer AS mengatakan bahwa sebuah milisi yang didukung Iran menargetkan pangkalan udara tersebut, yang menjadi tempat bagi pasukan Amerika. (haninmazaya/arrahmah.id)