JAKARTA (Arrahmah.com) – Alfons Tanujaya, analis anti virus dan keamanan komputer dari Vaksincom, menyambut baik demonstrasi kelemahan keamanan ATM yang disiarkan di televisi seperti yang dilakukan ahli digital forensic Ruby Alamsyah. Bahkan, ia berharap pemerintah atau Bank Indonesia ikut mendorong hal ini.
“Saya bukan setuju kalau dipertontonkan saja, melainkan pemerintah lewat Bank Indonesia harus encourage (mendorong/mendukung-red) hal ini,” ujar Alfon saat berbincang dengan detikINET, Senin (25/1).
Menurut Alfons, untuk setiap insiden sekuriti pada sistem perbankan harus dikomunikasikan ke publik. Hal ini agar nasabah tidak terbuai oleh rasa keamanan yang palsu.
“Selama ini bank-bank berusaha menutupi insiden dan memberikan kesan yang salah bahwa kartu ATM-nya aman. Padahal teknologi yang dipergunakan oleh mesin ATM saat ini adalah teknologi kartu magnetik. Itu mah teknologi dari zaman kuda gigit besi,” Alfons melanjutkan.
Alfons pun menganjurkan perbankan untuk beralih ke kartu ATM berbasis Chip. Ia mengibaratkan, kartu ATM magnetik yang sekarang digunakan adalah ‘kartu bugil’, sehingga data di dalamnya bisa dilihat dengan mata telanjang oleh pelaku.
Sedangkan kartu chip, lanjut Alfons, ibaratnya sudah memakai baju dan celana. Data dalam kartu dengan chip, lanjut Alfons, memiliki enkripsi yang menyulitkan pelaku kejahatan.
“Tapi pengguna hardware keuangan selalu harus sadar bahwa security is a process. Jadi jangan sudah pakai satu teknologi maunya untung terus, nggak mau ikuti perkembangan bahwa teknologi yang digunakannya sudah kuno dan harus diganti,” ia menambahkan.
Bahkan, Alfons meramalkan, bencana besar bisa terjadi jika perbankan di Indonesia masih ngotot dengan kartu magnetik. “Tinggal tunggu waktu, makin lama pembobolan akan makin banyak dan lama-kelamaan malah orang nggak percaya lagi sama kartu ATM,” tandasnya. (detikinet/arrahmah.com)