GAZA (Arrahmah.id) – Warga Palestina di Jalur Gaza kini menghadapi bahaya besar akibat kelangkaan pangan di tengah perang dahsyat yang dilancarkan “Israel” sejak 7 Oktober, menurut laporan Anadolu Agency.
“Keluarga Palestina makan setengah porsi setiap dua hari, sementara penduduk di Jalur Gaza utara bahkan tidak dapat menemukan makanan untuk dimakan karena genosida yang telah dilancarkan “Israel” terhadap Jalur Gaza selama berbulan-bulan,” Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta, mengatakan kepada Anadolu pada Ahad (11/2/2024).
“Pendudukan mencegah truk bantuan kemanusiaan mencapai wilayah utara Jalur Gaza,” kata Thawabta, seraya mencatat bahwa “situasi kemanusiaan di Jalur Gaza bagian utara kini telah melewati tahap bencana.”
Pejabat tersebut menganggap “pendudukan bertanggung jawab atas blokade Jalur Gaza dan mencegah datangnya bantuan.”
Thawabta juga menyerukan “penghentian serangan pendudukan terhadap warga sipil, mengakhiri perang, dan memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pengepungan di Jalur Gaza.”
Mengabaikan keputusan sementara Mahkamah Internasional, “Israel” teru melanjutkan serangan gencarnya di Jalur Gaza di mana setidaknya 28.176 warga Palestina telah syahid, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan 67.784 orang terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB. (zarahamala/arrahmah.id)