JAKARTA (Arrahmah.com) – Beredarnya buku “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia” yang mengandung penistaan terhadap nabi Muhammad SAW yang diterbitkan Gramedia dinilai Sebagai indikator kelalaian dan kurangnya fungsi pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah turut bertanggung jawab dan harus menjaga perasaan umat Islam. Pemerintah seharusnya melarang buku-buku penghinaan seperti itu.
“Saya fikir kelompok-kelompok orang-orang yang tidak suka terhadap Islam, akan terus menerus melakukan provokasi dengan cara melakukan opini-opini yang banyak. Seperti di Amerika ada aksi bakar Al-Qur’an, lalu di Denmark sendal jepit pakai lambang-lambang Allah, lalu ada gambar (kartun) Nabi Muhammad dan banyak sebagainya. Kalau (menurut) saya sebenarnya ini hanya masalah ketegasan dari pemerintah,” kata Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang MS Kaban, kepada sejumlah wartawan di Masjid Baiturahman, Jl Sahardjo, Jakarta Selatan, Sabtu, (16/6).
Menurut Kaban, pemerintah harus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Sebab itu merupakan tugas pokok dari pemerintah.
“Pemerintah apa punya peraturan terhadap ini atau apakah pemerintah punya perasaan?. Karena salah satu tugas pemerintah adalah memberikan rasa aman bagi warga negaranya. Sekarang umat Islam tahu, tetapi kalau umat Islam anarki ataupun ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi dengan cara-cara seperti itu dibiarkan oleh pemerintah,” papar mantan Menteri Kehutanan itu.
Pemerintah, kata Kaban, harus lebih berfungsi dalam menjaga akidah masyarakat, terutama umat Islam.
“Jadi menurut saya pemerintah harus lebih berfungsi. Pemerintah harus lebih berfungsi, untuk melakukan seleksi-seleksi pada hal-hal seperti itu. Saya rasa penghinaan seperti itu tidak akan mengurangi kecintaan kita pada Nabi Muhammad tapi justru itu akan menjadi kokohnya kita terhadap agama Islam,” ujarnya.
Kaban yakin, bagi umat Islam yang terlanjur membaca buku karya pastur Douglas Wilson itu, tidak akan mampu merubah keyakinan orang itu.
“Kita punya fungsi dakwah bagi teman-teman kita yang sudah baca. Makanya saya bilang pemerintah harus punya kepekaan karena itu dapat menimbulkan suatu opini yang menyesatkan. Pemerintah harus melarang buku-buku seperti itu. Gramedia sebagai salah satu toko buku yang banyak menjadi konsumsi bagi umat Islam harus bisa menjaga juga, dan harus menjaga perasaan umat Islam,” katanya.
Mengenai upaya hukum terhadap Gramedia, Kaban terang-terangan mendukung usaha itu. “Saya fikir jalur hukum itu penting, supaya orang jangan berulang-ulang melakukan hal yang sama. Dulu (ada) Arswendo, supaya kejadian ini bisa menjadi contoh yang paling baik,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)