KABUL (Arrahmah.com) – Pemerintah boneka baru Afghanistan telah menandatangani kesepakatan keamanan dengan para pejabat dari negara penjajah Amerika Serikat yang akan memungkinkan pasukan AS tetap berada di Afghanistan setelah akhir tahun ini.
Perjanjian ini ditandatangani oleh penasehat keamanan nasional yang baru diangkat, Hanif Atmar.
Menurut perjanjian keamanan bilateral (BSA) di akhir tahun 2014 seluruh pasukan koalisi akan meninggalkan Afghanistan dan meninggalkan 9.800 tentara AS dengan dalih melakukan pelatihan dan membantu pasukan Afghanistan. Dan dalam kesepakatan terpisah, NATO akan menyumbangkan 3.000 tentara sehingga jumlah tentara asing yang akan terus berada di Afghanistan sekitar 12.000 personil, seperti dilansir BBC pada Selasa (30/9/2014). Pemerintahan Hamid Karzai menolak kesepakatan ini.
Ashraf Ghani, presiden boneka baru Afghanistan, menyambut baik kesepakatan tersebut.
“Hari ini Afghanistan telah kembali memiliki kedaulatannya sebagai sebuah kekuatan,” klaimnya.
Sementara itu presiden negara penjajah AS, Barack Obama juga merasa senang dengan kesepakatan ini.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah baru untuk kemitraan abadi yang memperkuat ‘kedaulatan’ Afghanistan, stabilitas, persatuan dan kemakmuran,” klaimnya.
BSA memungkinkan pasukan Amerika untuk tetap berada di Afghanistan setelah akhir tahun 2014, namun kekuatannya cukup kecil dan akan dipotong setengahnya pada akhir tahun 2015 sebelum penarikan penuh pada akhir 2016.
Menurut laporan AP, AS berencana untuk meninggalkan sekitar 1.000 personilnya di “kantor keamanan” setelah batas waktu tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)