DAMASKUS (Arrahmah.id) — Pemerintah baru Suriah telah mempromosikan tujuh pejuang asing dari beberapa kelompok perlawanan ke pangkat perwira menengah. Mereka terdiri dari pejuang asing asal Uighur, Yordania, dan Turki
Lebih dari 40.000 pejuang asing dari lebih dari 100 negara melakukan perjalanan ke Suriah selama Revolusi Suriah untuk berperang bersama sejumlah kelompok perlawanan Suriah termasuk Jabhah Nusrah dan Islamic State (ISIS).
Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan promosi tersebut dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh Ahmad asy-Syaraa (sebelumnya dikenal sebagai Abu Muhammad al-Jaulani), yang menjadi pemimpin de facto baru Suriah dan panglima tertinggi angkatan bersenjata Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad awal bulan ini.
Sharaa sebelumnya memimpin Jabhah Nusrah yang dikirim ISIS ke Suriah. Namun kemudian mereka memisahkan diri dari ISIS dan memilih berbaiat dengan Al Qaeda. Tak lama baiat dengan Al Qaeda dicabut, kemudian berubah nama kelompoknya menjadi Hai’ah Tahrir Syam (HTS).
Dilansir North Press Agency (31/12/2024), warga negara Yordania Abd al-Rahman Hussein Khatib telah dipromosikan menjadi letnan di tentara baru Suriah.
Khatib, yang juga dikenal sebagai Abu Hussein Jordani, berasal dari Palestina dan memiliki hubungan dekat dengan pemimpin HTS, Syaraa.
Ia lulus dari perguruan tinggi kedokteran di Universitas Yordania dan datang untuk bertempur di Suriah pada tahun 2013. Khatib bertanggung jawab untuk memantau konflik antara kelompok bersenjata dan saat ini bertugas di dewan militer HTS.
Abd al-Aziz Daud Khudaberdi, juga dikenal sebagai Abu Mohammed Turkistani, adalah penduduk asli Turkistan dan telah dipromosikan menjadi letnan.
Omar Mohammed Ciftci, juga dikenal sebagai Mukhtar Turki, adalah warga negara Turki yang telah menjadi letnan.
Abdel Samriz Bishari, seorang warga Albania, dipromosikan menjadi kolonel.
Maulana Tirson Abdul Samad, penduduk asli Tajikistan, menjadi kolonel.
Ala Mohamed Abdul Baqi, seorang Mesir, dipromosikan menjadi kolonel.
Ibn Ahmad Hariri, seorang warga Yordania, menjadi kolonel.
Keputusan tersebut dikeluarkan dalam rangka “proses pengembangan dan pembaruan tentara dan angkatan bersenjata Suriah.”
Kenaikan pangkat ini dimaksudkan untuk “melanjutkan semangat komitmen dan dedikasi dalam mengabdi kepada agama dan negara,” kata keputusan tersebut.
Warga negara Suriah yang berperang bersama Syaraa dan HTS juga telah menerima promosi.
Murhaf Abu Qasra, yang telah dipromosikan menjadi letnan, saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan di pemerintahan sementara Suriah hingga Maret.
Abu Qasra sebelumnya menjabat sebagai panglima tertinggi sayap militer HTS.
Dia juga salah satu pemimpin terkemuka Direktorat Operasi Militer, yang memimpin serangan kilat untuk menggulingkan pemerintah Suriah Bashar al-Assad awal bulan ini.
Ia meraih gelar sarjana teknik pertanian dari Universitas Damaskus. (hanoum/arrahmah.id)