WASHINGTON (Arrahmah.com) – Administrasi Obama menolak seruan untuk menghentikan atau menunda penutupan penjara Teluk Guantanamo pasca serangan teror Hari Natal dengan dalih bahwa penutupan penjara akan melemahkan perekrutan teroris dalam jaringan yang mengaku bertanggung jawab atas rencana serangan minggu lalu.
Pejabat pemerintah AS pun meyakinkan para legislator bahwa pihaknya akan sangat hati-hati dalam mentransfer setiap tahanan ke negara-negara lain, mengikuti kekhawatiran bahwa mengirim puluhan warga Yaman yang ditahan di sana kembali ke negara asal mereka -yang telah muncul sebagai aktivitas ekstremis mudah terbakar- justru akan membahayakan Amerika Serikat.
Pejabat senior mengatakan kepada Fox News bahwa tak seorang pun dalam administrasi Presiden Obama yang mempertimbangkan ulang rencana untuk menutup Teluk Guantanamo. Meskipun penutupan mungkin tidak akan terjadi hingga 2011 karena serangkaian kemunduran, kata para pejabat Guantanamo dan tetap meyakinkan bahwa Guantanamo masih ada di bawah “kepentingan keamanan nasional.”
“Fasilitas penahanan di Guantanamo telah digunakan oleh Al-Qaidah sebagai alat untuk propaganda dan merekrut – termasuk hubungannya dengan Al-Qaidah di Jazirah Arab. Sebagaimana yang telah diakui pemimpin militer kami, menutup fasilitas penahanan di Guantanamo adalah keharusan keamanan nasional,” kata seorang pejabat senior mengatakan kepada Fox News.
Al-Qaidah di Jazirah Arab mengklaim bertanggungjawab atas percobaan pemboman di penerbangan Detroit Northwest Airlines minggu lalu. Sumber mengatakan tersangka Umar Farouk Abdulmutallab menghabiskan waktu di Yaman dan kemungkinan besar telah dipersiapkan untuk misi tersebut.
Hal ini telah menuntun beberapa anggota parlemen untuk mendesak Obama untuk memikirkan ulang rencana Guantanamo atau setidaknya berhenti mentransfer tawanan ke Yaman atau negara Jazirah Arab lainnya.
“Mengingat situasi keamanan di Yaman dan kegagalan pemerintah Yaman untuk mengamankan tahanan kelas tinggi di masa lalu, kami percaya bahwa setiap pengalihan seperti itu sama sekali bukan tindakan yang bijak dan hanya sekedar pertimbangan yang menimbulkan rasa sakit bagi banyak orang,” klaim Sens. John McCain, R-Ariz.; Joe Lieberman, I-Conn.; dan Lindsey Graham, RS.C., dalam sebuah surat kepada presiden Selasa (29/12).
“Serangan 25 Desember hanya serangan baru dari sekian rencana dalam daftar AQAP di Yaman.”
Pemerintah Obama baru-baru ini memerintahkan enam tahanan Guantanamo dikirim kembali ke Yaman. Hal ini menimbulkan keprihatinan, karena Al-Qaidah di Jazirah Arab dipimpin oleh dua mantan tahanan Guantanamo yang dilaporkan telah dikirim ke Arab Saudi dari Guantanamo pada tahun 2007 dan dibebaskan dengan penuh kontroversi setelah menyelesaikan program rehabilitasinya.
Semua tersangka dinyatakan terlibat dalam serangan tahun 2000 di USS Cole juga telah dibebaskan oleh pemerintah Yaman.
Tetapi pejabat administrasi senior mengatakan Selasa bahwa pihaknya terus meninjau kasus setiap tahanan kasus dengan cermat dan ketelitian.
“Kebijakan kami adalah, seperti yang konsisten dengan hukum, bahwa kami akan melakukan usaha mentransfer tahanan. Kami akan memberitahu Kongres, bahwa kita akan melakukan transfer sesuai dengan kepentingan keamanan nasional AS. Dan kami percaya bahwa masing-masing yang kami lakukan sejauh ini telah meningkatkan keamanan nasional,” kata pejabat. (althaf/fox/arrahmah.com)