WASHINGTON (Arrahmah.com) – Meskipun banyak pemberitaan yang melaporkan bahwa Pakistan telah menangkap seorang anggota al Qaidah asal Amerika yang beroperasi di kota pelabuhan Karachi, pemerintah AS kali ini tidak mau mengakui hal tersebut, kata para pejabat AS pada hari Senin (8/3).
“Tidak ada satupun yang benar dalam hal ini,” kata seorang pejabat AS yang meminta untuk dirahasiakan identitasnya.
Pemberitaan di AS dan dunia internasional yang terbit pada hari Minggu mengutip pejabat intelijen Pakistan yang mengatakan bahwa agen-agen di Karachi Pakistan telah menangkap Adam Gadahn, seorang California yang masuk Islam dan menjadi pengawas operasi propaganda al Qaidah.
Gadahn (31) disinyalir merupakan anggota al Qaidah yang paling dicari dan warga negara AS pertama sejak tahun 1940-an yang akan dikenakan hukuman karena melakukan pengkhianatan.
McClatchy dan New York Times mencatat bahwa ada ketidakpastian tentang identitas tersangka. Beberapa pejabat Pakistan memberinya nama yang berbeda, salah satunya adalah Abu Yahya Mujahdeen al Adam, pria kelahiran Pennsylvania yang membantu perjuangan di Afghanistan.
McClatchy juga mencatat bahwa pejabat Pakistan sebelumnya telah salah dalam memberikan identitas orang yang mereka tahan atau bunuh.
Associated Press pada hari Senin mengutip juru bicara Gedung Putih, Bill Burton, yang mengatakan bahwa Presiden Barack Obama menerima update atas laporan bahwa seorang pria Amerika yang terlibat dalam operasi al Qaidah telah ditangkap di Pakistan, tetapi Gedung Putih tidak untuk mengkonfirmasi informasi tersebut.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley menolak laporan itu. Menurut Crowley, pemerintah AS “tidak bisa mengatakan bahwa warga Amerika yang berada dalam tahanan” selain dari lima warga Amerika dari Virginia yang ditangkap pada bulan Desember lalu karena dituduh mencoba mendaftarkan diri ke dalam sebuah kelompok ekstremis.
Seorang pejabat intelijen AS mengatakan bahwa ia tahu tidak ada penangkapan di Pakistan baru-baru ini.
“Kami tidak memiliki informasi tersebut,” kata pejabat intelijen. “Tidak ada satupun.” (althaf/mc/arrahmah.com)