WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sejumlah pejabat AS menyatakan pada hari Senin (29/8/2011) bahwa pemerintah Afghan sengaja membocorkan rincian pertemuan rahasia Amerika Serikat dengan utusan Taliban.
Pakistan tidak disertakan dalam perundingan, ungkap laporan Associated Press yang kemudian dikonfirmasi oleh pejabat senior kontra-terorisme AS yang berbicara kepada berbagai media AS.
Menurut laporan AP, mujahidin Taliban juga ingin Pakistan tidak disertakan dalam pembicaraan dan telah meminta Amerika untuk tidak berbagi rincian pertemuan dengan Islamabad.
Masih dalam laporan yang diterbitkan oleh AP, Amerika Serikat tetap mengadakan pertemuan terpisah dengan Pakistan untuk menilai bagaimana mereka akan bereaksi terhadap kesepakatannya dengan Taliban. Amerika yakin bahwa pemimpin mujahidin Taliban bersembunyi di Pakistan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri AS, Senator John Kerry, telah bertemu Kepala Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Ashfaq Pervez Kayani, di negara Teluk bulan lalu.
Dalam pertemuan maraton delapan jam itu, pembicaraan damai dengan mujahidin Afghanistan menjadi topik utama, klaim laporan itu. AS meminta Pakistan memberikan peran yang lebih besar dalam mewujudkan ‘perdamaian’ di Afghanistan.
Menurut klaim laporan itu, AS bertemu setidaknya tiga kali dengan perantara pribadi Mullah Mohammed Omar, Tayyab Aga, yang kini bersembunyi di Eropa karena takut hidupnya terancam. Pemerintah Afghanistan, yang marah pada Washington atas keputusan untuk melakukan perundingan diam-diam dengan utusan Taliban, sengaja membocorkan rincian pembicaraan tersebut.
Kebocoran ini berasal dari rasa takut Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, bahwa perundingan AS-Taliban akan melemahkan kekuasaannya.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa Washington akan terus melanjutkan negosiasi, meskipun ia tidak memiliki kontak langsung dengan Aga dalam beberapa bulan ini.
AS, seperti dikutip Dawn.com, mengklaim telah menawarkan konsesi kecil bagi mujahidin Taliban sebelum kebocoran itu terjadi. Dalam pembicaraan itupun, AS menjamin Aga aman bepergian ke Jerman. AS dan Taliban juga membahas pembebasan seorang tentara AS ditangkap oleh mujahidin Taliban.
Seorang anggota Dewan Perdamaian Afghanistan Tinggi mengatakan pada AP bahwa kebocoran itu menunjukkan adanya ketidakpercayaan antara pemain utama (AS dan Afghanistan). Dia mengatakan Amerika Serikat, Pemerintah Afghanistan, Dewan Tinggi Perdamaian, serta Dewan Keamanan Nasional Afghanistan masing-masing memiliki rahasia sendiri, sehingga pembicaraan tidak terkoordinasi dengan baik. (althaf/arrahmah.com)