TEL AVIV (Arrahmah.id) – Keputusan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu untuk memecat Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet), Ronen Bar, telah memicu ketegangan politik yang besar. Banyak pihak menilai langkah ini sebagai upaya Netanyahu untuk mengontrol penuh kebijakan keamanan dan menyingkirkan mereka yang menentang kebijakannya.
Menurut Israeli Broadcasting Corporation, berbagai kelompok dan sektor masyarakat berencana menggelar demonstrasi di dekat kantor pemerintah di Yerusalem pada Rabu mendatang sebagai bentuk protes terhadap pemecatan Bar. Aksi ini akan bertepatan dengan rapat kabinet yang dijadwalkan Netanyahu untuk mengesahkan keputusan pemecatan tersebut.
Media “Israel” melaporkan bahwa Rektor Universitas Tel Aviv menyatakan dukungannya terhadap aksi protes ini dan mengajak akademisi serta pemimpin industri ekonomi untuk turut serta jika keputusan pemecatan Bar disahkan.
Kecaman dari Oposisi
Pemimpin oposisi “Israel”, Yair Lapid, menyatakan bahwa rakyat “Israel” telah kehilangan kepercayaan terhadap Netanyahu dan mendesaknya untuk mundur. “Jika kehilangan kepercayaan menjadi alasan pemecatan, maka yang pertama harus dipecat adalah Netanyahu,” ujarnya dalam wawancara dengan Israeli Broadcasting Corporation.
Lapid mengecam pemecatan Bar sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap nasib sandera yang masih berada di tangan musuh. Dia juga berencana mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung “Israel” atas keputusan ini.
Mantan Perdana Menteri “Israel”, Naftali Bennett, menyatakan bahwa satu-satunya cara bagi “Israel” untuk pulih adalah dengan pengunduran diri Netanyahu. Ia menuding Netanyahu gagal menjalankan tanggung jawabnya, sementara para pejabat keamanan lainnya sudah mengakui kesalahan mereka.
Sementara itu, Ketua Partai Demokrat “Israel”, Yair Golan, menuduh Netanyahu membawa “Israel” menuju kediktatoran. “Dia menganggap dirinya sebagai penguasa tertinggi yang bisa berbuat sesuka hati,” ujarnya.
Kekhawatiran Terhadap Demokrasi
Mantan Kepala Shin Bet, Yaakov Peri, menilai Netanyahu berusaha menyingkirkan semua pengawas pemerintahan agar bisa bertindak sendiri. Ia menegaskan bahwa posisi Kepala Shin Bet tidak bergantung pada kepercayaan pribadi seorang perdana menteri.
Forum bisnis dan para pemimpin perusahaan besar di “Israel” juga menentang pemecatan Bar. Mereka memperingatkan bahwa langkah ini dapat memicu konflik internal yang berbahaya di tengah situasi keamanan yang sudah genting.
Dalam pernyataan yang dikutip Radio Militer “Israel”, Forum Bisnis “Israel” menyatakan bahwa mereka akan mendukung aparat keamanan dan mendesak Netanyahu untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “penghancuran demokrasi.”
Dukungan untuk Netanyahu
Di sisi lain, Menteri Keuangan “Israel”, Bezalel Smotrich, mendukung keputusan Netanyahu dan menyatakan bahwa Bar seharusnya dipecat sejak lama. Ia menuduh Bar bertanggung jawab atas kegagalan keamanan yang menyebabkan “bencana terbesar dalam sejarah ‘Israel’.”
Smotrich menegaskan bahwa Bar seharusnya sudah mengundurkan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sementara itu, mantan Menteri Keamanan Nasional “Israel” dan pemimpin partai sayap kanan Itamar Ben Gvir menyambut baik pemecatan Bar dan mengklaim bahwa ia telah lama mengusulkan hal tersebut.
Sikap Kepala Shin Bet
Sumber dari kantor perdana menteri “Israel” menyebutkan bahwa Netanyahu telah memberitahu Bar tentang rencana pemecatannya. Namun, Bar menolak untuk mengundurkan diri dan justru menuntut penyelidikan terhadap semua pihak, termasuk pemerintah dan Netanyahu sendiri.
Bar menyatakan bahwa ia akan tetap menjalankan tugasnya hingga seluruh sandera berhasil dibebaskan. Ia menuduh Netanyahu gagal dalam kepemimpinannya dan menyatakan bahwa permintaan perdana menteri untuk kesetiaan pribadi bertentangan dengan hukum serta kepentingan nasional “Israel”.
(Samirmusa/arrahmah.id)