KABUL (Arrahmah.com) – Tragedi penyerangan warga sipil Afghan di dua desa di Kandahar pada Maret 2012 yang meninggalkan belasan warga sipil Afghan gugur dilakukan oleh lebih dari seorang tentara, menurut kesaksian seorang polisi yang menyelidiki kasus tersebut, pada Ahad (11/11/2012), berbeda dengan laporan pemerintah AS.
Khaama melaporkan bahwa polisi itu bersaksi bahwa pembantaian yang dilakukan malam hari di dua desa itu yang terletak di sebuah pangkalan militer AS, adalah terlalu besar bila dilakukan oleh hanya seorang Sersan Robert Bales, yang disebut-sebut bisa dituntut hukuman mati.
Polisi yang ditugaskan untuk memeriksa tempat kejadian pada pagi harinya dikutip oleh AFP mengatakan, “Satu orang tidak bisa melakukan pekerjaan ini, Satu orang tidak punya keberanian untuk pergi ke satu desa kemudian ke desa lainnya pada malam hari.”
Namun pemerintah AS bersikeras bahwa Bales adalah satu-satunya orang yang bertanggungjawab atas pembantaian sadis itu.
Tetapi beberapa laporan menyatakan bahwa saksi melihat lebih dari satu tentara yang beroperasi pada malam yang mencekam itu.
Pada hari Sabtu (10/11), seorang penyidik AS mengatakan dalam persidangan bahwa istri dari salah satu korban mengatakan kepadanya pada saat diinterogasi pada bulan Juni bahwa ia melihat lebih dari satu tentara pada malam itu.
Penyidik kriminal militer Leona Mansapit dikutip Reuters mengatakan bahwa isitri Muhammad Dawud, yang meninggal di desa Najiban, mengingat seorang pria bersenjata memasuki beberapa ruangan, sementara seorang lainnya, berdiri di sebuah pintu.
Dalam tiga malam sesi persidangan, anak berumur 7 tahun menjelaskan pembantaian yang merenggut nyawa orangtua dan teman-temannya. Sementara Bales menonton video kesaksian melalui link video live.
“Saya melihat orang yang membunuh saudara saya sedang duduk di sana, menundukkan kepala dengan rasa bersalah,” kata Haji Mullah Baraan pada Senin (12/11) dalam sebuah wawancara dengan AFP. “Dia tidak melihat ke arah kamera.”
Bales sendiri menghadapi 16 tuduhan pembunuhan dan enam tuduhan percobaan pembunuhan, serta penyerangan dan mengkonsumsi alkohol serta steroid ketika bertugas. (siraaj/arrahmah.com)