RIYADH (Arrahmah.com) – Seruan untuk menurunkan Putra Mahkota Mohammad bin Salman adalah “garis merah”, menteri luar negeri Saudi mengatakan kepada BBC di tengah kecaman global atas pembunuhan jurnalis Arab Jamal Khashoggi.
Adel Al-Jubeir bersikeras mengatakan bahwa pangeran tidak terlibat dalam pembunuhan yang terjadi pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul.
Ini terjadi sehari setelah Kongres AS menuntut penyelidikan apakah pangeran memiliki peran dalam pembunuhan tersebut, lansir BBC pada Rabu (21/11/2018).
Presiden Donald Trump membela hubungan AS dengan Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/11), Trump mengakui bahwa putra mahkota mengetahui dengan sangat baik tentang pembunuhan Khashoggi, namun menambahkan: “Mungkin dia melakukannya dan mungkin tidak!”
Berbicara kepada wartawan BBC Lyse Doucet di Riyadh, Al-Jubeir mengatakan: “Di Arab Saudi, kepemimpinan kami adalah garis merah. Penjaga dari dua Masjid suci [Raja Salman] dan Putra Mahkota [Mohammad bin Salman] adalah garis merah”.
“Mereka mewakili setiap warga negara Saudi dan setiap warga negara Saudi mewakili mereka. Dan kami tidak akan menolerir diskusi apapun yang meremehkan raja atau putra mahkota kami.”
“Kami telah membuat itu sangat jelas. Kami memiliki penyelidikan yang sedang berlangsung dan kami akan menghukum individu yang bertanggung jawab untuk ini,” ujarnya.
Telah banyak dilaporkan di media AS bahwa CIA yakin pembunuhan mengerikan hanya bisa terjadi atas perintah putra mahkota.
Namun Al-Jubeir membantah laporan itu, mengatakan bahwa itu adalah “operasi nakal” oleh agen-agen intelijen.
Dan menteri Saudi tersebut sekali lagi mendesak Turki untuk memberikan semua bukti tentang pembunuhan dan berhenti membocorkan informasi. (haninmazaya/arrahmah.com)