MOGADISHU (Arrahmah.id) — Seorang pembom bunuh diri menyerang sebuah kamp pelatihan militer di Somalia ungkap seorang pejabat militer, pada Sabtu (5/11/2022).
Serangan di kamp di ibu kota Somalia, Mogadishu, terjadi saat pemerintah meningkatkan perjuangannya melawan kelompok militan Asy Syabaab yang telah memimpin pemberontakan selama 15 tahun di negara Tanduk Afrika yang bermasalah itu.
Pembom meledakkan dirinya di kamp pelatihan Xero Nacnac untuk perekrutan tentara, kata pejabat militer Adan Yare kepada AFP (5/11).
“Ada beberapa korban yang menimpa warga sipil dan rekrutan baru,” katanya, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Kantor berita Somalia SONNA mengatakan ledakan itu terjadi di pintu masuk kamp. Saksi mata melaporkan melihat beberapa ambulans tiba di lokasi serangan.
“Tentara mengepung daerah itu dan tidak mungkin untuk mendekati kamp tetapi … Saya melihat beberapa ambulans bergegas ke tempat kejadian dan keluar dengan membawa korban, saya tidak bisa mengatakan berapa banyak,” kata penduduk Mogadishu Farah Muse kepada AFP.
Tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang serangan yang diklaim oleh Asy Syabaab. Para militan yang terkait dengan Al Qaeda telah meningkatkan serangan mereka di Somalia sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud menjabat pada Mei dan bersumpah akan “perang habis-habisan” melawan para militan.
Pada hari Jumat, kementerian informasi mengatakan tentara telah membunuh lebih dari 100 militan Asy syabaab dalam sebuah operasi di negara bagian Hirshabelle tengah.
Sabtu lalu, gerilyawan melakukan pemboman mobil kembar yang menargetkan kementerian pendidikan dalam serangan paling mematikan di negara itu dalam lima tahun.
Serangan itu terjadi di persimpangan yang sama di mana sebuah truk yang penuh dengan bahan peledak meledak pada 14 Oktober 2017, menewaskan 512 orang dan melukai lebih dari 290, serangan paling mematikan di Somalia.
Pada bulan Agustus, kelompok tersebut melancarkan serangan senjata dan bom selama 30 jam di hotel Hyaat yang populer di Mogadishu, menewaskan 21 orang dan melukai 117 orang.
Asy Syabaab, yang berusaha menggulingkan pemerintah rapuh yang didukung asing di Mogadishu, diusir dari ibu kota pada 2011 oleh pasukan Uni Afrika.
Namun kelompok itu masih menguasai petak-petak pedesaan dan terus melancarkan serangan mematikan terhadap sasaran sipil, politik dan militer. (hanoum/arrahmah.id)