BAMAKO (Arrahmah.id) — Pemberontak Tuareg utara Mali mengatakan pada hari Rabu (4/10/2023) bahwa mereka telah merebut pangkalan militer tentara Mali, sehingga jumlah kamp yang ditaklukkan dan dijarah menjadi lima dalam beberapa pekan terakhir.
Mohamed Elmaouloud Ramadane, juru bicara Koordinasi Gerakan Azawad (CMA), seperti dikutip Reuters (4/10), bahwa para pejuangnya telah menguasai kamp tentara Mali di Taoussa setelah pertempuran. Belum ada pernyataan langsung dari tentara.
CMA adalah aliansi kelompok pemberontak yang dibentuk oleh suku Tuareg semi-nomaden di Mali, yang telah lama mengeluhkan kelalaian pemerintah dan mengupayakan otonomi untuk wilayah gurun yang mereka sebut Azawad.
CMA menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah sebelumnya dan milisi pro-pemerintah pada tahun 2015. Namun ketegangan muncul kembali sejak militer mengkonsolidasikan kekuasaan dalam dua kudeta pada tahun 2020 dan 2021, bekerja sama dengan kontraktor militer Rusia Wagner Group, dan mengusir pasukan Prancis dan penjaga perdamaian PBB.
Serangan CMA terhadap Taoussa terjadi setelah serangan yang terjadi di pangkalan militer di Bamba, Lere, Dioura dan Bourem dalam beberapa pekan terakhir, semuanya di Mali utara dan tengah di mana kedua belah pihak berupaya menguasai wilayah.
Ramadane juga mengatakan bahwa CMA telah menyerang tentara di dekat desa Tarkint pada hari Rabu. (hanoum/arrahmah.id)