YAMAN (Arrahmah.com) – Penyergapan yang dilakukan pemberontak Syiah Houtsi di Yaman menewaskan puluhan tentara Sudan milik koalisi pimpinan Saudi yang bertempur di sisi pemerintah, sumber militer dan gerilyawan mengatakan pada Sabtu (7/4/2018), sebagaimana dilansir MEE.
Pemberontak Syiah Houtsi yang didukung Iran menyerang konvoi militer Sudan di provinsi utara Hajjah sebelum fajar pada hari Jum’at (6/4), berdasarkan keterangan dari pihak militer.
Kerugian dilaporkan paling berat diderita oleh pasukan Sudan di Yaman sejak mereka dikerahkan di negara yang dilanda perang pada 2015.
“Tentara-tentara Sudan itu terperangkap dalam perangkap yang disiapkan oleh para pemberontak yang memungkinkan mereka untuk maju ke daerah-daerah di mana mereka menunggu untuk menyerang mereka,” seorang perwira militer Yaman yang tidak ingin diketahui namanya mengatakan kepada AFP.
Pemberontak Syiah Houtsi merilis serangan tersebut di situs mereka, Al-Masirah, di mana mereka mengatakan lusinan tentara Sudan tewas dan kendaraan lapis baja dihancurkan.
Tidak ada komentar langsung dari Pemerintah Sudan, yang telah mengerahkan ratusan tentara sebagai bagian dari koalisi yang bergabung dengan Khartoum pada 2015 setelah beberapa dekade memutuskan hubungan dengan Teheran.
Pada Kamis (5/4) para pejabat militer Yaman mengatakan ratusan tentara dari Arab Saudi dan Sudan telah tiba di barat laut untuk memperkuat pasukan yang dikerahkan di sekitar markas pemberontak di daerah Sadaa.
Presiden Abedrabbo Mansour Pemerintah Hadi diusir dari ibukota Yaman setelah Syiah Houtsi menyerbu kota pada 2014, dan bergerak ke selatan dari benteng mereka yang berada di utara.
Koalisi, yang dipimpin oleh Arab Saudi, sejak saat itu berjuang untuk mendekati kubu pemberontak.
Hampir 10.000 orang telah tewas sejak koalisi dibentuk dan terjun dalam kancah perang Yaman pada tahun 2015, memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Serangan rudal
Pemberontak Syiah Houtsi telah meluncurkan serangkaian serangan rudal balistik ke negara Arab Saudi dari Yaman utara.
Para pemberontak mengklaim serangan rudal itu adalah balasan atas serangan udara Saudi.
Baik koalisi Saudi dan Amerika Serikat – sekutu utama Arab Saudi – menuduh Iran mempersenjatai pemberontak Syiah Houtsi.
Militer Sudan sebagian besar tidak memberikan rincian operasinya dalam koalisi melawan pemberontak Houtsi tersebut.
Dalam sebuah laporan pada bulan April 2017, tentara mengatakan bahwa lima pasukannya telah tewas ketika berjuang untuk koalisi.
Pada Januari 2016, tentara mengatakan telah kehilangan satu tentara di Yaman. (Rafa/arrahmah.com)