YAMAN (Arrahmah.com) – Pemberontak Syiah Houtsi di Yaman pada Rabu (4/2/2015) mengumumkan bahwa mereka akan mulai membentuk sebuah pemerintahan Yaman baru setelah kekuatan politik negara itu diklaim gagal memenuhi batas waktu tiga hari yang ditetapkan oleh kelompok mereka untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri kekosongan kekuasaan, lapor Anadolu Agency.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama “komite revolusioner”, kelompok syiah itu mengklaim akan mengambil langkah-langkah nasional untuk menyelamatkan negara dari situasi saat ini dan mengisi kekosongan kekuasaan.
Pernyataan itu menyerukan rakyat Yaman supaya “terus mendukung komite revolusioner untuk membawa beban berat dan tugas suci ini.”
Sejumlah laporan mengungkapkan bahwa selama beberapa jam terakhir sebelum batas waktu berakhir, kelompok itu telah aktif mengupayakan untuk membentuk sebuah dewan presiden untuk menjalankan negara setelah pengunduran diri Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dan pemerintahannya bulan lalu.
Namun, upaya itu diklaim telah mencapai jalan buntu setelah batas waktu berakhir tanpa ada hasil yang dibuat dalam konsultasi politik antara kekuatan-kekuatan politik yang ada.
Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan di ibukota Sanaa, pada Senin (2/2), para pendukung kelompok Syiah Houtsi mengancam bahwa jika kesepakatan tercapai, mereka akan bertindak dengan “wewenang komite revolusioner untuk mengambil tindakan segera untuk mengatur ulang otoritas negara dan fase transisi”.
Pemberontak Syiah Houtsi merebut kunci lembaga pemerintah di Sanaa pada bulan September tahun lalu dan memperluas kendali mereka ke provinsi-provinsi utara dan barat.
Para pejabat Yaman dan negara-negara Arab serta Barat menyatakan bahwa Iran mendukung kelompok Syiah itu dengan uang dan senjata.
(banan/arrahmah.com)