Oleh Nazwa Hasna Humaira
Aktivis Dakwah
Dalam rangka memajukan dunia pendidikan, Bupati Bandung, Dadang Supriatna memberikan inovasi baru dengan adanya program Beasiswa Ti Bupati (BESTI). Tujuannya agar keluarga yang kurang mampu tetap dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Upaya ini sudah dimulai sejak 2022, namun yang baru terealisasikan sekitar 80 mahasiswa, kemudian pada 2023 menjadi sekitar 125 orang dan pada tahun ini ditingkatkan menjadi 250 penerima beasiswa. (Detikjabar.com, 11 Juli 2024)
BESTI atau Beasiswa ti Bupati merupakan pemberian biaya pendidikan tinggi bagi masyarakat Kabupaten Bandung yang kurang mampu. Untuk mendapatkannya harus terpenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan. Manfaat yang diberikan dari program ini adalah pembayaran UKT dan uang saku untuk mahasiswa sekitar 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) per semester, maka jika ditotalkan sekitar 40.000.000 ( Empat Puluh Juta Rupiah) untuk 8 semester.
Tentu tidak mudah mendapatkan bantuan tersebut, sebab banyak sekali warga Bandung yang mengalami kesulitan ekonomi hingga tidak sanggup membayar biayanya. Walaupun keberadaan program ini membantu mengurangi beban, namun belum mampu menyelesaikan seluruh harapan masyarakat untuk bisa kuliah.
Upaya seperti di atas belum cukup untuk memberikan fasilitas terbaik di dunia pendidikan untuk semua masyarakat, sebab hal ini hanyalah bersifat sementara dalam menyelesaikan permasalahan. Jika seorang pemimpin ingin menyelesaikan problem yang terjadi, maka ia harus mengubah dari akar permasalahannya.
Seorang pemimpin berkewajiban mengayomi rakyatnya, begitu pula halnya dalam masalah pendidikan. Pemerintah harus turun tangan menangani pembiayaannya agar tidak menyulitkan masyarakat. Lalu, memberikan fasilitas terbaik untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas. Jika hal itu dilakukan, maka mereka tidak harus repot mencari bantuan mandiri dengan beasiswa.
Sistem kapitalisme sekuler membuat masyarakat kelas bawah begitu merasakan berbagai kesulitan setiap harinya, dimulai dari pendidikan yang semakin mahal, biaya hidup yang begitu tinggi, dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak sebanding dengan ketersediaan dana pelaksanaannya. Program beasiswa yang digadang mampu memberikan solusi pun pada faktanya sering salah sasaran sehingga yang kaya semakin nyaman dalam mengenyam pendidikannya, sementara si miskin makin terpuruk dalam kesulitan hidupnya.
Inilah bukti dari ketidakmampuan kapitalisme sekular mengayomi seluruh masyarakat. Begitu banyak permasalahan yang harus diselesaikan dan berbagai upaya telah dilakukan, namun belum kunjung menuntaskan problematika yang ada.
Berbeda halnya dengan sistem Islam, pemimpin akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk umatnya. Seperti pada bidang pendidikan, dalam rangka mewujudkan generasi emas negara akan memberikan fasilitas terbaik penunjang sekolahnya. Sehingga, para murid atau pun mahasiswa akan fokus pada kegiatan belajarnya dan menghasilkan prestasi yang membanggakan. Sebab, semua kebutuhannya telah terpenuhi, tanpa harus memikirkan biaya yang mahal, dan lain sebagainya.
Di dalam sistem ini, para generasi tidak hanya fokus untuk mendapatkan nilai akademik saja, melainkan pembentukan adab, dan ketaatan kepada Allah Swt. dalam kesehariannya. Sehingga, tertanam dalam setiap diri individu menjadi sosok yang berakhlak mulia dan bermental pemimpin seperti Muhammad Al Fatih yang menaklukkan Konstantinopel di usia muda pada tahun 1453 Masehi. Selain itu ada juga Imam Syafi’i yang memiliki Kecerdasan dan kejeniusannya pada usia 7 tahun karena sudah hafal Al-Quran, dan masih banyak lagi.
Sistem Islam sangat memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakatnya. Pemilihan kualitas pendidik pun akan diperhatikan, misalnya dari sisi profesionalitasnya dengan begitu akan terbentuk generasi yang cerdas secara pemikiran dan perbuatan. Setelah selesai sekolah, agar tidak sia-sia ilmu yang di dapatkannya, negara akan memfasilitasi mereka untuk bisa menyebarkan hal tersebut ke segala umat lainnya.
Pendidikan yang benar akan menghasilkan generasi yang baik, dan semua ini dapat terwujud sebab adanya aturan Islam yang membimbing seorang pemimpin untuk bisa memberikan pengayoman terbaik untuk umatnya. Sehingga, mereka merasakan kesejahteraan dan keamanan dalam hidupnya di sistem Islam. Pendidikan sangatlah penting, bukanlah hal yang tersier, sebagaimana hadis di bawah ini:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224)
Sistem Islam karena menerapkan sistem ekonomi Islam juga, di masa lalu mampu membiayai sistem pendidikan, kesehatan serta keamanan secara gratis. Kekayaan alam yang dimiliki dikelola negara yang nantinya diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan masyarakat seperti biaya pendidikan.
Untuk dapat mengembalikan sistem Islam di masa saat ini perlu adanya upaya dari setiap umat muslim agar mendakwahkan ajaran Islam ke semua penjuru dunia dengan begitu akan adanya persatuan umat. Langkah inilah yang akan membawa kepada penyelesaian problematika yang ada termasuk masalah pendidikan.
Wallahu’alam bis Shawwab