Partai Liberal kanan Belanda VVD memecat anggotanya yang paling vokal. Anggota yang dikeluarkan dari fraksinya itu adalah Rita Verdonk, yang dalam kabinet yang lalu menjabat menteri Urusan Orang Asing dan Integrasi.
Ketua fraksi VVD di parlemen Mark Rutte tidak percaya lagi kepada Verdonk; menurutnya, partai mengalami banyak kerugian akibat ucapan-ucapan Verdonk di media. Dua pemimpin itu pernah berlomba menjadi ketua partai.
Verdonk dikenal oleh kawan dan lawan dengan ucapan-ucapannya yang tajam dan kebijakan orang asingnya yang keras. Ia mempertimbangkan meneruskan keanggotaannya di parlemen sendirian, di luar VVD.
Sebelum ini, Belanda pernah mengusulkan pelarangan pemakaian burqa, salah satu baju penutup Muslimah. Pemerintah Negeri Kincir Angin itu menjadikan alasan keamanan sebagai dasar utama pengambilan keputusan tersebut.
Rita Verdonk atau Maria Cornelia Frederika, yang sebelumnya adalah Menteri Imigrasi dan Integrasi Belanda, diantara tokoh yang paling semangat memberkalukan UU ini. ”UU ini nantinya mengatur penampilan muslimah di Belanda secara ketat. ”Larangan pemakaian cadar dan burkak itu akan berlaku di tempat-tempat umum dan semi-umum, termasuk sekolah, pengadilan, kereta, dan lembaga-lembaga pemerintah,” terang Jubir Verdonk Martin Bruinsma beberapa bulan lalu.
Saat ini Belanda sudah memiliki UU yang mengatur pemakaian burqa dan pakaian Muslim lain yang sejenis. Selama ini, Muslimah Belanda tidak diperkenankan mengenakan burqa atau cadar di sekolah-sekolah negeri dan kendaraan umum. Karena itu, komunitas Muslim Belanda mengeluhkan terbitnya peraturan baru tersebut. Apalagi, saat ini jumlah Muslimah Belanda yang mengenakan burqa atau cadar hanya sekitar 50 orang.
“Di negara ini, kami ingin bisa melihat satu sama lain,” kata Menteri Imigrasi Rita Verdonk saat mengumumkan UU tentang burqa.
Sumber: Hidayatullah