JAKARTA (Arrahmah.com) – Mengutip pemberitaan MEMO, pada Selasa (12/8/2014), pembelaan Malaysia terhadap kaum Muslimin yang tertindas kaum kuffar semakin meluas. Hal tersebut memicu reaksi positif, sekaligus reaksi miring dalam beberapa media sosial selama dua pekan ini, sebagaimana banyaknya publikasi kebencian dan saling hujat atas aksi bangsa Malaysia yang tersebar pada beberapa media sosial, seperti Facebook dan Twitter saat ini.
Pekan lalu, Menteri Pertanian dan Agro Industri Malaysia, Ismail Sabri, telah mengumumkan bahwa ia tengah memboikot bank HSBC dengan membatalkan kartu kredit sebagai responnya terhadap insiden penutupan rekening bank seorang aktivis pro-Palestina di Inggris. Sang menteri memposting fotonya sat memotong kartu kredit disamping surat yang ia tulis kepada CEO bank di halaman Facebook-nya.
Kini Malaysia juga memboikot McDonald di seluruh negaranya, setelah aktivis pro-Palestina menyerukan untuk memboikot rantai makanan cepat saji di seluruh Malaysia dalam menanggapi dukungan perusahaan itu kepada “Israel” selama kampanye militernya di Gaza.
Sesuai tujuan pemboikotan, seorang pemilik dua waralaba McDonald, Syed Hussain Tuan Embong, melaporkan bahwa omzet bisnisnya turun sebesar 80 persen. Embong mengatakan kepada koran Malaysia, Sinar Harian, bahkan pekerja di perusahaan waralabanya ingin berhenti dari pekerjaan mereka.
Dalam menanggapi seruan boikot nasional itu, McDonald Malaysia merilis sebuah iklan yang mengatakan bahwa perusahaannya tidak menyalurkan keuntungannya untuk mendukung kampanye politik atau yang berkaitan dengan konflik di dunia. Saat ini McDonald Malaysia mempekerjakan 12.000 staf yang 85 persen adalah Muslim.
Demikianlah negara tetangga kita, saat negara-negara lain, termasuk Pemerintah Indonesia tidak menerima pengungsi Rohingya yang dibantai pemerintah Burma, Malaysia juga menerima para pengungsi Rohingya dan merawat mereka. Sekarang dalam hal boikot, baik pemerintahnya, juga rakyatnya, bersatu padu memboikot produk-produk pro-“Israel”.
Sayangnya, ada saja sebagian kaum muslimin di kedua negara yg terjebak dalam adu domba orang kafir sehingga beberapa waktu lalu saling menghujat telah memanas di dunia maya, sebagaimana dipublikasikan dalam komentar seorang pengguna Facebook pada Rabu (13/8).
Mari apresiasi upaya Malaysia dalam membela saudara-saudara Muslim kita yang terdzolimi musuh yang keji. Sudah saatnya para pengguna media sosial dan seluruh masyarakat pada umumnya bersatu melawan tirani, tanpa melihat perbedaan kebangsaan. Terlebih, kita adalah Muslim, jika salah satu anggota kaum Muslimin teraniaya, maka sudah sepantasnyalah kita membantunya. Waallafa bayna quluubihim. (adibahasan/arrahmah.com)