AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Pada Ahad (1/6/2014), Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau yang juga dikenal sebagai Mujahidin Taliban melalui Voice of Jihad merilis pernyataan terkait pembebasan lima komandan mereka yang telah dipenjara oleh salibis AS selama tiga belas tahun di Penjara Guantanamo.
Mujahidin menjelaskan bahwa pembebasan ini diperoleh melalui proses pertukaran tawanan dan negosiasi tak langsung antara IIA dengan AS yang dimediasi oleh Qatar. Mujahidin juga menuturkan bahwa dalam pertukaran tawanan ini, mereka membebaskan seorang tentara AS yang telah mereka tawan selama lima tahun terakhir.
Mujahidin pun menyampaikan bahwa lima pimpinan Imarah Islam Afghanistan yakni Mullah Muhammad Fazal Akhund, Mullah Nurulla Nuri, Mullah Khairulla Khairkhwa, Mullah Abdul Haq Waseeq, dan Moulavi Muhammad Nabi dibebaskan dari ‘Penjara Guantanamo’ karena kemurahan Allah SWT dan pengorbanan para Mujahidin heroik dan berani dari Imarah Islam. Para komandan Taliban ini kemudian dipindahkan ke Qatar.
Sebelumnya, pemerintah AS mengumumkan pada Sabtu (31/5) bahwa seorang tentara mereka Bowe Bergdahl, yang ditawan oleh Mujahidin Taliban sejak tahun 2009, telah dibebaskan, ditukar dengan lima komandan Taliban yang ditahan di Guantanamo.
Taliban telah lama mengupayakan pembebasan untuk kelima komandan mereka yang kesemuanya berpengalaman dalam berjihad dan membantu menjalankan operasi Taliban di Afghanistan sebelum 9/11. Mereka bertugas dalam berbagai peran militer dan intelijen.
Kelimanya telah dianggap sebagai tokoh jihad paling berbahaya bagi teroris AS dan sekutunya. Dua dari lima komandan ini telah dicari PBB dengan tuduhan “kejahatan perang”, termasuk penumpasan ribuan Syiah.
Pemerintahan Obama telah lama berusaha untuk membujuk Taliban untuk melakukan pembicaraan damai yang sejauh ini tidak membuahkan hasil. Sementara Taliban telah menuntut agar “Gitmo Five” akan dibebaskan sebelum pembicaraan dilakukan.
Tujuan utama AS dari pembicaraan itu adalah untuk membujuk Taliban agar meninggalkan Al-Qaeda, sesuatu yang jelas ditolak oleh kelompok Mullah Umar ini. Bagaimanapun hal itu merupakan mimpi AS yang kecil kemungkinannya akan diwujudkan oleh Taliban, mengingat kelima petinggi jihad Afghanistan tersebut justru berhubungan erat dengan Al-Qaeda sebelum penahanan mereka.
(banan/arrahmah.com)