KAIRO (Arrahmah.com) – Penembakan terjadi di tempat berkumpul pendukung Ikhwanul Muslimin (IM) di Kairo, yang meninggalkan banyak orang tewas.
Sumber medis Mesir mengatakan 16 orang tewas, namun juru bicara Ikhwanul Muslimin mengatakan 35 pendukungnya meninggal dalam penembakan tersebut.
Mohamed Mohamed Ibrahim El Beltagy, seorang anggota parlemen dari Ikhwanul Mulsimin menggambarkan insiden tersebut sebagai pembantaian, yang terjadi pada Senin (8/7/2013) selama sholat subuh dilaksanakan setelah polisi boneka Mesir menyerbu tempat tersebut.
Sekitar 500 lainnya dilaporkan terluka.
Seorang dokter mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mayoritas korban luka mengalami luka tembak di kepala.
IM Mesir mengatakan korban tewas dan terluka telah dilarikan ke rumah sakit darurat di Nasr City, Kairo.
Berbicara kepada Al Jazeera, Gehad Haddad, juru bicara IM Mesir mengatakan pada sekitar pukul 3.30 pagi ini (8/7), pasukan tentara dan polisi junta menembaki para pengunjuk rasa di depan markas Garda Republik di Kairo.
“Orang-orang kami dipukul di kepala, kami memiliki peluru yang meledak saat mereka memasuki tubuh, mengacaukan organ dan bagian-bagian tubuh,” ujarnya.
“Setiap kepolisian di dunia ini mengerti bagaimana untuk membubarkan aksi. Ini adalah aktivitas kriminal yang menargetkan pengunjuk rasa,” tambahnya.
Militer membantah laporan dengan mengklaim bahwa “kelompok teroris” telah berusaha menyerbu markas Garda Republik di mana Mursi dilaporkan ditahan.
Koresponden Al Jazeera melaporkan, pos pemeriksaan militer telah dikerahkan di sekitar Nasr City.
Menurut laporan terakhir, korban telah bertambah mencapai 53 orang, 5 di antaranya adalah anak-anak, lansir ikhwanonline. (haninmazaya/arrahmah.com)