WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang pria bersenjata mengenakan masker memicu gas yang tidak dikenal dan menembakkannya ke bioskop Colorado yang tengah ramai dikunjungi oleh para penonton pemutaraan film Batman terbaru, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai paling sedikit 50, kata pihak berwenang, lansir Dawn News, Sabtu (21/7/2012).
Itu adalah penembakan massal terburuk di AS sejak penembakan 2007 di kampus Virginia Tech, dan langsung mengingatkan banyak pihak pada pembantaian di dekat Sekolah Menengah Columbine pada tahun 1999, di mana dua mahasiswa melepaskan tembakan dan menewaskan 12 teman sekelas dan gurunya sendiri.
Beberapa penonton bioskop mengatakan mereka berpikir serangan hari Jumat (20/7) adalah bagian dari “The Dark Knight Rises,” salah satu film paling dinanti banyak orang di musim panas ini. Kemudian mereka melihat siluet seseorang dalam asap di depan teater, menodongkan senjata ke kerumunan.
“Ada peluru yang bersarang di kepala saya,” kata Jennifer Seeger, menambahkan bahwa pria bersenjata, yang berpakaian seperti seorang anggota tim SWAT, terus mengarahkan senjata tanpa henti.
“Setiap detik yang terdengar hanya bum, bum, bum,” kata Seeger. “Dia akan kembali dan menembak dan siapa saja. Yang mencoba untuk melarikan diri akan terbunuh.”
Penembak itu ditangkap tak lama setelah serangan di dekat mobil di luar teater multipleks di Aurora. Petugas penegak hukum federal mengatakan tersangka adalah pria 24 tahun bernama James Holmes. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penyelidikan yang sedang berlangsung.
Pihak berwenang tidak memberikan informasi mengenai motif pembantaian tersebut. Namun, FBI menegaskan mengatakan tidak ada indikasi penembakan itu terkait dengan kelompok-kelompok teroris (karena teroris versi Barat identik dengan Islam, Red.).
Pentagon mengatakan beberapa anggota militer terbunuh atau terluka. Sekretaris pers Pentagon, George Little mengatakan, jumlah korban militer belum jelas. Aurora adalah rumah bagi operasi satelit besar intelijen Departemen Pertahanan, yakni di Pangkalan Angkatan Udara Buckley.
Marinir Kolonel Dave Lapan, juru bicara Pentagon, mengatakan indikasi awal adalah bahwa Holmes bukan anggota militer. Holmes memiliki senapan serbu dan dua pistol, seorang pejabat penegak hukum federal mengatakan.
Holmes adalah seorang mahasiswa di University of Colorado School of Medicine di Denver namun keluar bulan lalu, juru bicara Jacque Montgomery mengatakan. Montgomery tidak tahu kapan ia mulai sekolah atau mengapa ia mengundurkan diri.
Juru bicara polisi San Diego, Andra Brown, mengatakan tidak ada keterlibatan keluarga dalam pembantaian ini.
Beberapa yang cedera di teater tersebut adalah anak-anak, termasuk bayi berusia empat bulan yang telah dibebaskan dari pengobatan. Para korban dirawat akibat terkena bahan kimia dari tabung yang dilemparkan oleh sang teroris.
Film “The Dark Knight Rises” diluncurkan di seluruh dunia hari Jumat (20/7), tapi peristiwa penembakan itu telah membuat pejabat Prancis membatalkan tayangan premier film tersebut di Paris. (althaf/arrahmah.com)