Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia telah mendokumentasikan kematian sedikitnya 145 Muslim oleh pasukan Syi’ah pada awal Mei di kota pesisir Banias.
Jumlah korban yang diidentifikasi, di antaranya anak-anak dan bayi, telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena “puluhan orang hilang, tubuh mereka terkubur di rumah mereka yang dibakar, atau di bawah reruntuhan rumah mereka”, kata sejumlah saksi.
Beberapa korban “dimakamkan secara rahasia, dihadiri pasukan ‘keamanan'”, kata saksi tersebut.
Para saksi mengatakan pembunuhan massal 3 Mei di Banias merupakan “pembersihan” Muslim oleh rezim Syi’ah.
Pasukan brutal Syi’ah yang masuk ke Ras al-Nabaa, wilayah yang bersebelahan dengan Banias, termasuk tentara reguler serta milisi yang setia kepada rezim paramiliter Angkatan Pertahanan Nasional.
“Banyak rumah yang hancur,” kata saksi, yang bergantung pada jaringan luas aktivis, dokter dan pengacara untuk laporannya itu.
“Di antara mereka yang tewas dan ditemukan adalah 34 anak berusia di bawah 16 tahun, termasuk bayi, dan 40 perempuan,” katanya.
Hanya sehari sebelum pembantaian ini, sedikitnya 51 Muslim telah gugur di desa Sunni Bayda, selatan Banias.
Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman, menggemakan pernyataan aktivis Suriah yang mengatakan bahwa pembunuhan itu termotivasi oleh pembersihan agama [Sunni] oleh rezim Syi’ah.
Mayoritas penduduk Suriah adalah Muslim Sunni, sementara Presiden diktator Bashar Assad adalah milik minorotas Alawit dan klan Syi’ah.
Para aktivis Suriah mengatakan rezim Syiah telah sangat sewenang-wenang terhadap para anti-rezim di sepanjang garis pantai.
“Karena ini dimotivasi oleh pembersihan agama [Sunni], maka ini adalah salah satu pembantaian paling biadab yang dilakukan oleh pasukan keamanan Suriah dan milisi bersenjata pro-rezim sejak awal perlawanan [anti-Assad],” kata Observatorium.
“Seruan Observatorium untuk kejahatan rezim dirujuk ke Mahkamah Pidana Internasional,” kata kelompok itu.
Pernyataan itu muncul sehari setelah sedikitnya 112 orang tewas dalam kekerasan di Suriah, tambah Observatorium.
Lebih dari 94.000 orang telah tewas dalam konflik di negara itu, yang meletus pada Maret 2011 ketika rezim Syiah bertindak brutal terhadap perlawanan yang awalnya dimulai dengan damai. (banan/jabhatalnusrah/arrahmah.com)