BIL’IN, PALESTINA (Arrahmah.com) – Pengunjuk rasa di desa Bil’in terus membongkar bagian dari Tembok Israel yang telah dihapuskan oleh Israel sesuai dengan putusan pengadilan Israel yang dibuat empat tahun lalu untuk memindahkan tembok di daerah itu.
Selama demonstrasi Jumat (24/6/2011), tujuh orang terluka saat para penduduk desa Bil’in di pusat Tepi Barat merayakan penghapusan dinding kuno yang dibangun Israel di tanah mereka. Enam penduduk setempat dan seorang aktivis Prancis menderita luka-luka karena bom gas yang ditembakkan oleh tentara Israel.
Desa di seluruh Tepi Barat juga mengadakan protes mingguan mereka pada hari Jumat terhadap tembok yang dibangun Israel di tanah mereka. Protes hari itu juga terjadi di Nil’in dan Nabi Saleh di pusat barat Bank dan Al Ma’ssara desa di selatan.
Di Nabi Saleh, terluka seorang gadis berusia sembilan tahun dan menangkap seorang aktivis internasional. Sementara di Nil’in banyak demonstran dirawat karena menghirup gas air mata, sedangkan di Al Ma’ssara, tentara melakukan penjagaan ketat yang tidak memungkinkan orang untuk mencapai lokasi konstruksi dinding.
Warga Bil’in mulai mengorganisir sebuah protes tanpa kekerasan mingguan di dinding Israel enam setengah tahun lalu. Pada bulan September 2007 penduduk desa terus memprotes, dan proses hukum berhasil sampai ke Mahkamah Agung Israel Kehakiman, untuk menghentikan pembangunan dinding.
Pengadilan memutuskan untuk merobohkan tembok yang dibangun di atas tanah Bil’in itu. Karena keputusan itu, para penduduk desa mendapatkan kembali 275 dari 600 hektar yang diambil Israel untuk pembangunan tembok.
Sebelumnya, pada tahun 2004 Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa tembok yang dibangun Israel di Palestina adalah ilegal.
Pada bulan Februari tahun lalu dan setelah dua tahun mengulur-ulur tentara Israel mulai mengganti tembok lama dengan membangun yang baru. Minggu ini tembok baru selesai dan buldoser militer mulai untuk merobohkan tembok lama, sebuah adegan yang tidak biasa untuk Bil’in, di mana pembangunan tembok menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad kepada wartawan mengatakan “desa Bil’in telah kembali karena perubahan dari program pembangunan tembok mewakili kurang dari setengah dari tanah yang disita.”
Hari ini seperti setiap Jumat, protes dimulai setelah sholat Dzuhur, di samping pendukung dari Israel dan internasional yang bergabung dengan perjuangan Bil’in; Palestina PM Salam Fayyad dan Anggota Knesset Arab Israel (Parlemen) Mohamed Baraka bergabung dalam protes tersebut.
Setiap minggu unit tentara Israel menghentikan penduduk desa yang akan melalui pintu gerbang tembok dengan menembakkan gas air mata, menyebabkan puluhan menderita inhalasi gas. Hari ini (Jumat, 27/6) tujuh luka-luka ketika mereka terkena di lengan dan kaki oleh bom gas yang ditembakkan oleh tentara. Tentara menggunakan peluru dan air kimia yang dikenal penduduk lokal sebagai “Skunk” untuk menghasilkan bau busuk.
Bahkan dengan protes damai Bil’in tentara Israel tetap menghadapi dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian. Pada bulan Januari 2010 Jawaher Abu Rahmah tewas karena menghirup gas air mata yang parah. Bassem kakaknya dibunuh juga ketika seorang tentara Israel menembaknya di dada dengan bom gas air mata pada bulan April 2009. Warga memperkirakan bahwa 1400 orang telah terluka oleh serangan tentara di Bil’in sejak mereka mulai protes dan sebanyak 140 orang telah ditangkap. (rasularasy/arrahmah.com)