SKOPJE (Arrahmah.com) – Sebuah keputusan yang dibuat oleh pemerintah kota Aerodrom untuk mendirikan sebuah salib raksasa setinggi 33 meter di ibukota Macedonia, agar bisa dilihat oleh mayoritas Muslim di Skopje, menimbulkan kecaman dari kaum Muslim dan non-Muslim dan dianggap mengabaikan kebutuhan mereka.
“Sudah ada cukup gereja dan Masjid di sini,” Adem Ahmet, seorang lansia warga etnis Albania mengatakan kepada BIRN ( Balkan Investigative Reporting Network ) pada Senin, (11/11/2013).
“Monument tersebut tidak diperlukan,” tambahnya.
Rencana untuk membangun salib yang tinggi di kotamadya Aerodrom ibukota Macedonia diumumkan baru-baru ini.
Salib, dengan tinggi 33 meter yang melambangkan usia Yesus, harus dibangun dalam waktu satu tahun dan akan dibiayai oleh sumbangan.
Menurut inisiator proyek tersebut, organisasi non-profit pan-Macedonia, Macedonia World Congress, salib akan terlihat di bagian mayoritas Muslim Albania Skopje.
Kongres menambahkan bahwa salib di Aerodrom, sebuah kota yang didominasi oleh warga Makedonia terutama yang beragama Kristen Ortodoks, tidak dimaksudkan untuk menyinggung umat Islam.
“Salib bukanlah konspirasi atau provokasi, tetapi penegasan budaya. Ini bukan simbol anti-Islam tetapi merupakan bagian integral dari budaya Macedonia,” kata Macedonia World Congress dalam sebuah pernyataan.
Konstruksi Salib telah disetujui pekan lalu setelah dilakukan pemungutan suara oleh dewan kota di Aerodrom, suara didukung oleh partai VMRO DPMNE.
Dengan keputusan tersebut, pemerintah kota memberikan sebidang tanah kepada Kongres untuk membangun apa yang mereka sebut sebagai “objek karakter budaya dan agama”.
Kongres menggambarkan Macedonia sebagai “Basis Kekristenan di Eropa”.
Provokasi yang tidak perlu
Meskipun mendapat jaminan kongres, Muslim Macedonia dan Kristen mengkritik proyek yang dianggap ‘tidak perlu’ tersebut.
“Ini adalah sebuah provokasi,” kata warga Muslim Albania lokal yang lain kepada BIRN.
“Kami sudah memiliki satu Salib [setinggi 66 meter) di Skopje yang dapat dilihat dari mana-mana,” tambahnya.
Salib besar lainnya, dua kali ukuran yang baru, didirikan pada tahun 2001 di atas gunung Vodno dekat kota.
Seperti warga Albania, warga etnis Macedonia di Aerodrom tidak tampak senang dengan ide salib baru itu.
“Kami memiliki prioritas lain yang lebih utama di kotamadya, yaitu pembangunan taman kanak-kanak, sekolah, dan rumah sakit,” kata salah satu dari mereka, Milka Kapushevska kepada BIRN.
Muslim membentuk hampir 33 persen dari dua juta penduduk Macedonia, menurut laporan World Fact Book.
Muslim percaya kepada Yesus sebagai salah satu nabi Allah Subhanahu Wata’ala dan bahwa ia adalah putra Maryam, tetapi bukan Anak Allah. Beliau dikandung dan lahir secara ajaib. Dalam Alquran, Yesus disebut “Isa”. Dia juga dikenal sebagai Al -Masih ( Kristus ) dan Putra Maryam. Adapun penyaliban-Nya , umat Islam percaya bahwa Yesus tidak disalib tetapi diangkat ke surga. (ameera/arrahmah.com)