BAGHDAD (Arrahmah.com) – Pembajakan sebuah pesawat EgyptAir berakhir hari ini setelah semua penumpang dan awak pesawat dibebaskan dan seorang pria yang diyakini bertanggung jawab atas pembajakan itu ditangkap di bandara di Siprus.
Sebagaimana dilansir Yahoo News, Selasa (29/3/2016), pembajak diduga sebelumnya telah melepaskan semua penumpang, kecuali tujuh orang dan para awak pesawat setelah ia mengalihkan penerbangan tersebut. Sebelumnya, para pejabat mengatakan bahwa kapten, co-pilot, pramugari, penjaga keamanan serta tiga penumpang masih berada di pesawat.
Saat negosiasi sedang berlangsung, tiga orang terlihat berjalan turun dari pesawat dan seorang terlihat memanjat keluar dari jendela kokpit. Tersangka kemudian ditangkap dan semua orang dibebaskan.
Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan bahwa insiden itu tidak terkait dengan teror.
“Ini bukan sesuatu yang harus dikaitkan dengan terorisme,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Siprus menyebutkan di akun Twitter-nya bahwa terduga pembajak pesawat itu bernama Seif Eldin Mustafa.
Pembajak itu memiliki “rompi bunuh diri” yang tidak berisi bahan peledak, tetapi hanya kotak ponsel yang dibuat agar terlihat seperti sabuk bunuh diri, menurut Kementerian Luar Negeri Siprus.
Pembajak itu ingin terbang ke Istanbul, tetapi pesawat tidak memiliki bahan bakar yang cukup sehingga ia memilih untuk mendarat di Bandara Internasional Larnaca di Siprus, kata juru bicara kementerian Margarita Kyriakou.
Ketika pesawat mendarat di sana, pembajak itu sebelumnya telah membebaskan semua penumpang kecuali tujuh orang yang masih tersisa di dalam pesawat.
Pembajak itu yang memutuskan sendiri siapa yang akan dibebaskan, kata Kiriakou.
Sebelumnya, sebagaimana dilansir AFP, pesawat Egypt Air dibajak dalam penerbangan dari Mediterania menuju Kairo dengan membawa 81 penumpang.
Pihak maskapai tersebut menyebutkan dalam akun Twitter mereka, “Penerbangan kami, MS181 dibajak, kami akan memberikan keterangan resmi sekarang.”
Pengalihan pesawat yang dibajak ke Bandara Larnaca bukan pertama kali terjadi. Kejadian serupa pernah terjadi pada era 1970-an dan 1980-an.
(ameera/arrahmah.com)