ASSAM (Arrahmah.com) – Puluhan ribu personel paramiliter dan polisi dikerahkan di negara bagian Assam di perbatasan India pada Jum’at (30/8/2019), menjelang penerbitan daftar kewarganegaraan yang berpotensi menyebabkan jutaan orang kehilangan kewarganegaraan, di mana kebanyakan dari mereka adalah Muslim.
Mereka yang tidak masuk dalam Daftar Warga Nasional (NRC) terancam kehilangan kewarganegaraan mereka, dimasukkan ke dalam kamp tanpa batas waktu atau dideportasi, lansir Daily Sabah.
Hal ini menjadi sorotan para pakar dan aktivis hak asasi manusia AS.
Sebuah daftar konsep dari registri yang dirilis pada Juni lalu, telah menghapuskan sebanyak 4,1 juta penduduk negara bagian Assam dari total penduduk yang berjumlah lebih dari 32 juta. Sebagian mereka yang namanya terhapus melarikan diri, sedang yang lainnya masih menetap. Mereka hanya diberi waktu 120 hari untuk membuktikan kewarganegaraan mereka dengan mengajukan banding ke pengadilan.
Mahkamah Agung India mengkritik pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian Assam, dengan mengatakan ribuan orang yang dinyatakan sebagai orang asing selama bertahun-tahun telah menghilang. Sedangkan sekitar 1.000 orang lainnya ditahan di penjara Assam yang penuh sesak.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi, yang didukung oleh nasionalis Hindu, telah mendukung tes kewarganegaraan dan mengatakan tes itu dapat diperluas ke negara-negara perbatasan lainnya seperti Benggala Barat.
Para kritikus mengatakan pencarian imigran ilegal di Assam sebagian besar diarahkan pada Muslim minoritas. Menteri Dalam Negeri Amit Shah, tangan kanan Modi, telah menyerukan pengusiran “rayap” dan mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka akan “menjalankan operasi militer di seluruh negeri untuk mengirim kembali penyusup”.
Komunitas Muslim di Assam telah mengalami berbagai pelanggaran hak asasi karena mereka dianggap orang asing. Kewarganegaraan dan migrasi ilegal adalah masalah yang tidak menentu di Assam yang kaya teh dan kaya minyak, rumah bagi lebih dari 32 juta orang, di mana sekitar sepertiga di antaranya adalah Muslim. (rafa/arahmah.com)