POSO (Arrahmah.com) – Pemakaman jenazah Santoso yang tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Tinombala di pegunungan dusun Kali desa Tambarana, Senin (18/7/2016) diantar ribuan orang warga Sulawesi Tengah, Sabtu (23/6).
Para pelayat yang menghadiri acara pemakaman Santoso. Selain warga setempat, mereka berasal dari Kabupaten Morowali, Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, juga dari Palu.
Kehadiran para simpatisan, dan keluarga Santoso, serta warga sekitar menimbulkan kemacetan selama dua jam di sepanjang jalan dari rumah ibu Santoso menuju pemakaman.
Menurut seorang warga yang hadir, Santoso merupakan pahlawan.
“Santoso seorang pahlawan karena mati menegakkan agamanya dan sudah membalas sakit hati saudara-saudaranya ketika konflik Poso yang lalu,” kata warga, dikutip dari cnnindonesia.
Dalam proses pemakaman, tidak ada pengamanan aparat dari TNI dan Polri yang berseragam.
Hal itu disebabkan karena keluarga Santoso meminta aparat untuk tidak ada di lokasi guna menghindari kemungkinan adanya gesekan antara aparat dan para simpatisan Santoso.
Proses pemakaman pun berlangsung aman dan kondusif.
Santoso tewas saat terjadi baku tembak dengan bataliyon Rider Kostrad TNI yang tergabung dalam Satgas Tinombala di Pegunungan Tambaranan, Poso, Senin (18/7), sekitar pukul 17.00 WITA.
Dua orang dari kelompok MIT tewas tertembak, yaitu Santoso dan anak buahnya bernaman Mukhtar alias Kahar. Pada kejadian itu, polisi juga menyita barang bukti berupa senapan jenis M16.
(azm/arrahmah.com)