DAMASKUS (Arrahmah.com) – Para aktivis kemanusiaan di Suriah melaporkan bahwa sepanjang hari Rabu (2/11/2011), aparat keamanan rezim Suriah telah menembak mati 24 warga sipil di beberapa kota di Suriah. Sebanyak 11 orang di antaranya adalah warga muslim ahlus sunnah di propinsi Himsha. Mereka ditembak pada Rabu pagi, setelah aparat keamanan menyingkirkan barikade jalanan yang menghadang konvoi militer rezim Suriah.
Selama beberapa minggu terakhir ini, aparat keamanan rezim Nushairiyah Suriah mengerahkan tank-tak tempur, artileri darat, dan helikopter militer untuk mengepung para demonstran muslim ahlus sunnah di propinsi tersebut. Warga kota melindungi dirinya dengan memblokade jalanan masuk ke kota tersebut.
Sejak waktu hari Rabu kemarin, militer rezim Suriah menghujani perkampungan Hay Amru di propinsi Himsha dengan tembakan artileriberat. Puluhan rumah, kebun, dan bangunan warga muslim hancur lebur oleh tembakan berat yang membabi buta tersebut. Propinsi Himsha merupakan salah satu target utama gempuran darat dan udara militer rezim Suriah, mengingat dukungan kuat penduduk propinsi ini terhadap revolusi anti rezim Nushairiyah.
Lembaga Pengawas Kemanusiaan Suriah juga melaporkan beberapa helikopter militer rezim Suriah menghujani kampung Bayadhah, Khalidiyah,Khidir, dan Bab Siba’ di propinsi Himsha dengan tembakan senjata berat. Serangan udara secara massif dan licik tersebut telah menewaskan sedikitnya dua puluh warga sipil muslim sunni.
Di ibukota Damaskus, aparat keamanan dan milisi Shabihah loyalis rezim menyerbu para mahasiswa fakultas sastra dan fakultas kedokteran yang melakukan unjuk rasa anti rezim. Aparat keamanan menangkap 12 mahasiswa.
Di kampung Qal’ah Madhiq, propinsi Alepo, militer rezim Suriah mengerahkan tank, panser, helicopter, dan artileri berat untuk memadamkan demonstrasi warga sipil. Dalam serangan brutal tersebut, sedikitnya Sembilan warga sipil muslim sunni mengalami luka parah. Pihak oposisi muslim sunni melaporkan bahwa lebih dari 4000 muslim sunni telah tewas oleh peluru rezim Suriah sejak meletusnya revolusi rakyat muslim sunni para pertengahan Maret 2011 yang lalu.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)