JAKARTA (Arrahmah.com) – PT Pelni Tanjung Priok, Jakarta Utara dinilai menolak untuk mengangkut barang bantuan sosial yang akan dikirim untuk muslim di Papua.
Hal ini disampaikan oleh pimpinan lembaga dakwah Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), Ustadz Fadzlan Garamatan. Menurutnya, seharusnya barang bantuan berupa kubah masjid itu diangkut menggunakan kapal Ciremai menuju Fakfak, Papua Barat.
Sampai berita ini diturunkan belum ada penjelasan dari pihak Pelni soal penolakan untuk mengangkut barang bantuan sosial milik muslim di Papua.
“Saya juga belum tahu alasan Pelni tidak mengangkut barang bantuan ini,” ujar Ustadz Fadzlan. Menurutnya, ia sudah membayar hingga belasan juta untuk mengangkut barang bantuan ini.
Bahkan di awal pihak keuangan dan pengukuran barang sudah memastikan akan mengangkut barang bantuan tersebut.
“Mereka berjanji akan mengangkut barang tersebut terakhir. Tapi sampai kapal itu jalan, barang ditinggal begitu saja,” jelas Ustadz kelahiran Fakfak, Papua Barat. Dengan kejadian ini, hari Rabu, 21 Juli, Ustadz Fadzlan melaporkan hal ini kepada Kementerian Perhubungan dan Pelni Pusat.
“Mereka harus tahu bahwa barang bantuan ini amanah yang harus disampaikan. Mereka harus bertanggung jawab terhadap kejadian ini,” protes Ustadz Fadzlan. Padahal, kegiatan pengiriman bantuan sosial untuk muslim Papua ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh lembaga dakwah AFKN. “Ini sudah yang kesekian kali kami lakukan,” tambahnya.
Menurut Ustadz Fadzlan, ia telah berada di pelabuhan Tanjung Priok sejak siang (20/7). Semua proses administrasi telah ia tempuh; surat-surat dan pelunasan pembayaran. Namun, ternyata prosedur resmi yang ditempuh oleh Ustadz Fadzlan tidak seiring dengan pelayanan yang diberikan oleh Pelni Tanjung Priok. Ia sangat menyesalkan kejadian itu.
Mengapa perusahaan angkutan laut milik negara yang telah bertahun-tahun melayani perairan Indonesia ini mengabaikan begitu saja bantuan sosial milik muslim Papua? Inilah potret negeri yang sangat buruk dalam pelayanan publiknya.(hdytlh/arrahmah.com)