OTTAWA (Arrahmah.com) – Pemimpin oposisi Kanada pada Kamis (24/9/2015) menuduh Perdana Menteri Stephen Harper tengah memainkan politik memecah belah dalam debat menjelang pemilihan bulan depan.
Harper telah mempromosikan hukum untuk melarang Muslimah Kanada dari mengenakan cadar saat diambil sumpah untuk menjadi warga negara. Hukum anti-cadar telah lebih dulu dikenal di Quebec, seperti dilaporkan AP.
Jajak pendapat mengatakan pemilihan 19 Oktober mendatang akan dimenangkan oleh kelompok liberal. Menurut jajak pendapat, Liberal berada dalam posisi pertama dengan meraih 31,5 persen suara, sedangkan sayap kiri Demokrat Baru meraih 30,8 persen dan Konservatif meraih 30,5 persen. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden dengan margin of error adalah 2,8 persen.
Harper telah kalah di pengadilan terkait pelarangan penggunaan cadar oleh Muslimah Kanada dan ia melakukan banding ke Mahkamah Agung.
“Bersumpah dengan wajah tertutup tidak sesuai dengan nilai-nilai kita,” klaim Harper.
“Saya tidak akan pernah mengatakan kepada anak gadis saya bahwa seorang perempuan harus menutupi wajahnya.”
Harper terlibat dalam perdebatan panas dengan pemimpin Demokrat Baru, Tom Mulcair yang mengatakan Harper tengah memainkan permainan politik berbahaya dan berusaha untuk menyembunyikan catatannya di balik isu cadar.
“Gasak penindas jika kalian yakin bahwa ada penindasan di sana,” ujar Mulcair menambahkan bahwa perdana menteri itu menggunakan isu cadar sebagai senjata.
Sementara itu pemimpin Liberal, Justin Trudeau mengatakan Harper bermain di tengah kekhawatiran dan mengatakan bahwa pria tidak harus mengajarkan wanita cara berpakaian, tidak juga dengan pemerintah.
“Saya mengerti itu pertanyaan yang membuat banyak orang tidak nyaman, tapi bagi saya, negara ada untuk membela hak-hak minoritas, dan untuk membela hak-hak perempuan,” ujar Trudeau. (haninmazaya/arrahmah.com)