AMSTERDAM (Arrahmah.com) – Larangan pada penutup wajah penuh, termasuk cadar bagi Muslimah, yang diberlakukan oleh Belanda mendapat kecaman dari banyak pihak.
Rabi Lody Van de Kamp mengatakan kepada Anadolu Agency pada Jum’at (2/8/2019) bahwa larangan itu akan membuat umat Muslim Belanda, yang sudah terpolarisasi, semakin terpinggirkan di masyarakat.
“Pemerintah, dengan larangan ini, ingin menunjukkan keterkaitan Islam dengan teror dan ancaman, meski sejatinya hal tersebut tidak ada,” kata Van de Kamp
“Polarisasi sangat kuat di Belanda sehingga larangan pemakaian cadar dapat menyebabkan tindakan ekstrimisme dan rasisme yang lebih tinggi. Ekstrimisme ini akan menjadi norma,” imbuhnya.
Dia juga mengatakan bahwa larangan itu mengingatkannya pada serangan terhadap kebebasan berekspresi dan praktik keagamaan dalam Perang Dunia II.
“Apakah sejarah telah dihapus dari kurikulum di negara ini?” Van de Kamp bertanya.
Tidak jauh berbeda dengan Van de Kamp, Erwin Sengers, seorang akademisi yang mengajar di beberapa universitas Belanda, mengatakan ia malu dengan orang-orang Belanda yang ingin menerapkan pelarangan cadar.
Sengers mengatakan orang-orang di Belanda menuntut toleransi untuk segala jenis keanekaragaman, tetapi tidak menunjukkan toleransi kepada beberapa wanita yang memilih untuk mengenakan cadar.
“Toleransi yang selektif tidak disebut toleransi,” kata Sengers.
Dia mengatakan sampai hari ini tidak ada seorang pun wanita yang mengenakan cadar terlibat dalam suatu tindakan yang menyebabkan masalah di Belanda.
Tahun lalu, Sengers mengenakan topeng salju pada upacara wisuda untuk memprotes kemungkinan pelarangan cadar ini.
Menutupi wajah dengan kain, topeng, atau helm di tempat-tempat umum seperti instansi pendidikan, perawatan kesehatan, pemerintahan, dan transportasi umum sekarang dilarang, kata Menteri Dalam Negeri Belanda, pada Kamis (1/8).
Amnesti International dan Dewan Negara Belanda menentang larangan itu, dengan mengatakan bahwa hal itu membatasi kebebasan beragama.
Diperkirakan ada sekitar 150 wanita di Belanda yang saat ini mengenakan cadar. (rafa/arrahmah.com)