SURIAH (Arrahmah.com) – Banyak yang tidak menyadari tindakan penekanan dan penindasan oleh rejim Suriah dan apa yang mereka lakukan untuk penduduk-penduduk Muslim. Secara diam-diam mereka menyiksa ummat Islam di dalam sel bawah tanah.
Selagi pemerintah Suriah melanjutkan tindakan yang mereka lakukan terhadap Muslim di sana, angka mujahidin terus mengalami peningkatan.
Sebuah kelompok HAM Suriah mengatakan keamanan Suriah tengah meningkatkan penekanan terhadap asosiasi-asosiasi Islam, dalam bulan ini, dua orang Muslim tewas dalam penjara Suriah.
Syirian Observatory of Human Rights (SOHR), melaporkan dua orang narapidana Muslim tewas setelah mendapatkan penyiksaan di penjara bawah tanah pada bulan Januari ini.
Satu dari mereka adalah Muhammad Aman al-shawa, guru matematika di sekolah menengah di Timur kota Dayr al-Zawr, yang meninggal setelah mendapat siksaan dari pusat interogasi militer, menurut SOHR.
Selagi Suriah, sebuah negeri yang dikuasai oleh partai Baath, melarang seluruh kelompok oposisi, aktivis hak azasi manusia mengatakan kelompok Islam mendapat penekanan dan hal tersebut akan semakin memburuk di masa mendatang.
Di November, SOHR menerbitkan sebuah statemen oleh Democratic Islamic Trend di Suriah yang mengatakan bahwa para agen keamanan telah memaksa sedikitnya 12 orang termasuk tokoh / pemimpin agama untuk turun dari seluruh asosiasi Muslim, beberapa diantarany telah diberangus.
sementara itu, Menteri Agama Suriah menginformasikan kepada guru-guru perempuan yang mengajar di mesjid-mesjid, mereka harus memiliki ijin dari keamanan Suriah untuk meneruskan kegiatannya atau aktivitasnya akan dihentikan.
“Rejim Suriah telah menghancurkan kehidupan sosial masyarakat di negeri ini, mencegah bertumbuhnya budaya dan mencoba menunjukkan kepada dunia bahwa hukum Islam bukanlah pilihan bagi rejim tersebut, dengan harapan mereka dapat mengontrol jalannya pemerintahan,” ujar salah seorang pengamat yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
“Tidak ada yang ditakutkan oleh pemerintah seperti ini kecuali politik Islam, karena mereka mengetahui bahwa itu dapat menarik dan memobilisasi masyarakat lebih cepat dibanding pergerakan demokrasi sekular.”
Muhanad al-Hasani, pengacara SOHR, mengatakan, pembatasan-pembatasan yang dilakukan terhadap organisasi Islam di Suriah dapat meningkatkan apa yang mereka sebut sebagai “perang melawan teror” yang dibuat oleh Presiden AS terdahulu, Bush. Rejim Suriah menggunakan peristiwa 911 sebagai dalih dalam melakukan serangan terhadap para pemimpin Islam (garis keras).
Diperkirakan kini terdapat 2.500-4.000 narapidana, mereka semua adalah aktivis Muslim dan anggota pergerakan Islam yang dilarang di Suriah.
“Ide bagus pemerintahan Amerika di bawah Obama yang berencana menutup Guantanamo, tetapi itu tidaklah berarti dihentikannya penyiksaan terhadap Muslim,” ia mengatakan hal ini dengan menambahkan bahwa ia yakin kini terdapat lebih dari 2.000 narapidana Muslim di Suriah.
“Dalam banyak kasus, para narapidana ditangkap hanya karena kasus yang sederhana, yaitu doa mereka atau cara mereka berpakaian.” (Hanin Mazaya/arrahmah.com)