LAS VEGAS (Arrahmah.com) – ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika modern.
Polisi mengatakan setidaknya 58 orang tewas dan 500 korban luka-luka ketika seorang pria bersenjata menembaki kerumunan orang di sebuah konser yang digelar di Las Vegas.
Pejabat telah mengidentifikasi pelaku penembakan itu sebagai Stephen Paddock, seorang Amerika kulit putih berusia 64 tahun yang memiliki banyak senjata di lantai 32 sebuah hotel di dekat lokasi kejadian.
Sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media propaganda ISIS, Amaq, mengklaim bahwa penyerang tersebut adalah tentara ISIS.
“Pelakukan penyerangan Las Vegas adalah seorang tentara ISIS dalam menanggapi seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi,” katanya.
ISIS juga mengklaim bahwa orang bersenjata tersebut “masuk Islam beberapa bulan yang lalu”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Polisi menyebut agama dan gaya hidup Paddock belum ditemukan datanya di manapun.
Shiraz Maher, wakil direktur Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik (ICSR), mengatakan bahwa pernyataan tersebut asli, namun terlalu dini untuk mengkonfirmasi keterlibatan ISIS.
“Kita bisa mengatakan bahwa pesan itu asli berasal dari ISIS, tapi apakah ISIS melakukan ini hanya karena perang psikologis terhadap AS, masih harus dilihat,” katanya kepada The Independent, Senin (2/10/2017).
“Semakin kita pelajari tentang sejarah si pria bersenjata ini, kita akan semakin mengetahui,” imbuhnya.
“Jika dia muallaf, pasti ada orang yang tahu. Jika memang benar dia terkait dengan ISIS, pasti orang ini memiliki semacam kontak, atau sinyal elektronik yang akan digali oleh pihak berwenang dalam beberapa hari mendatang.”
Seorang juru bicara FBI mengatakan bahwa tidak ada kaitan dengan ISIS yang ditemukan dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, dengan menganalisis telepon Paddock dan perangkat elektronik lainnya.
“Karena kejadian ini telah terungkap, kami memutuskan, untuk titik ini, tidak ada hubungannya dengan kelompok teroris internasional itu,” tegasnya.
“Saat penyelidikan ini berlanjut, kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)