TEXAS (Arrahmah.id) — Malik Faisal Akram (44), warga negara Inggris yang menjadi penyandera rabbi Yahudi di dalam sinagog Jemaat Beth Israel, akhirnya tewas setelah polisi menyerbu masuk ke dalam gedung, lapor xFederal Bureau of Investigation (FBI) pada Ahad (16/1/2022).
Akram yang berasal dari Blackburn itu sebelumnya menyandera seorang rabbi dengan meminta tebusan agar Dr. Aafia Siddiqui, terdakwa tindak terorisme yang terkait Al Qaida, dibebaskan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dilansir Sky News (17/1), Akram menyandera empat orang, termasuk seorang rabbi, di dalam sinagog sejak pukul 11 pagi pada hari Sabtu lalu.
Salah satu sandera sempat dibebaskan setelah enam jam penyanderaan. Setelah itu tim SWAT FBI memasuki gedung sekitar pukul 9 malam, menembak mati Akram, dan melepaskan tiga sandera lainnya tanpa cedera.
Rabbi yang disandera dalam serangan itu, Charlie Cytron-Walker, mengatakan Akram terus menerus meminta pembebasan Dr Aafia Siddiqui, seorang ahli syaraf Pakistan yang dicurigai memiliki hubungan dengan al Qaeda dan telah dipenjara karena membunuh perwira militer AS saat berada dalam tahanan di Afghanistan.
Akram juga mengatakan bahwa dia ingin berbicara dengan Siddiqui, yang ditahan di FMC Carswell di Fort Worth, Texas.
Saksi mata mengklaim dia menyebutnya sebagai saudara perempuannya, tetapi John Floyd, dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengatakan saudara laki-laki Siddiqui tidak terlibat.
“Penyerang ini tidak ada hubungannya dengan Dr Aafia, keluarganya, atau kampanye global untuk mendapatkan keadilan bagi Dr Aafia,” katanya.
Menurut polisi, motif serangan terhadap sinagog, yang berjarak sekitar 30 mil dari Dallas, masih belum jelas. Mereka masih berusaha membangun hubungan antara Akram dan Siddiqui.
Sebelumnya kelompok militan Al Qaida dan Islamic State (ISIS) kerap meminta agar Dr. Aafia Siddiqui ini dibebaskan sebagai tebusan dari pembebasan tawanan. (hanoum/arrahmah.id)