LAS VEGAS (Arrahmah.id) – Matthew Alan Livelsberger, pelaku peledakan Tesla Cybertruck di luar hotel Las Vegas yang dimiliki oleh Presiden terpilih Donald Trump, meninggalkan catatan di ponselnya, menggambarkan serangan itu sebagai “panggilan untuk bangun” dan “bukan serangan teroris,” ungkap para penyelidik.
“Orang Amerika hanya memperhatikan tontonan dan kekerasan. Cara apa yang lebih baik untuk menyampaikan maksud saya selain aksi dengan kembang api dan bahan peledak,” kata Livelsberger, yang merupakan seorang tentara operasi khusus Angkatan Darat AS dan meninggal karena luka tembak yang ditimbulkannya sendiri.
“Mengapa saya secara pribadi melakukannya sekarang? Saya perlu membersihkan pikiran saya dari saudara-saudara yang telah meninggal dan meringankan beban atas nyawa yang telah saya ambil,” katanya.
Livelsberger menyatakan bahwa negara ini diperintah oleh “kepemimpinan yang lemah dan tidak berguna yang hanya melayani untuk memperkaya diri mereka sendiri”.
“Rekan-rekan anggota militer, para veteran, dan seluruh rakyat Amerika, INI WAKTU UNTUK BANGUN.”
Hingga Jumat (3/1) motif di balik pilihan Livelsberger untuk memilih hotel Trump dan Tesla Cybertruck masih belum jelas.
“Langkah-langkah investigasi telah menemukan, dan informasi dari Angkatan Darat menunjukkan, bahwa dia kemungkinan menderita PTSD (Gangguan Stres Pasca Trauma), dan kami juga menyadari bahwa ada potensi masalah keluarga atau keluhan pribadi lainnya dalam kehidupannya yang mungkin menjadi faktor yang berkontribusi,” ungkap Agen FBI Las Vegas, Spencer Evans, seperti dilansir dari Anadolu pada Ahad (5/1/2025). (Rafa/arrahmah.id)