Innalillahi, Tsunami kembali mengamuk, kali ini menerjang negri Sakura. Sebelumnya diawali dengan gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter yang menghantam timur laut Jepang. Ribuan orang diberitakan tewas dan menghilang. Ribuan rumah dan bangunan luluh lantak karena dihempas oleh gelombang tsunami tersebut. Mobil-mobil dan kapal-kapal pun ikut hanyut terbawa oleh derasnya air.
Tayangan televisi menunjukkan terjangan bah membawa puing-puing bangunan. NHK (Televisi Jepang) memperlihatkan kobaran api dan asap hitam mengepul di berbagai titik di kota Miyagi. Berbagai Negara juga kena Imbas akibat Tsunami Jepang ini, meskipun tidak berdaya besar, peringatan akan terjadinya gelombang tsunami dikeluarkan beberapa negara seperti Rusia, California AS, Guan, Taiwan Filipina, dan juga Indonesia.
Secara geografis, Jepang merupakan salah satu negri yang rawan terjadi bencana seperti halnya Indonesia, dalam penaganannya pun Jepang bisa diacungi jempol dalam hal ini. Skema pembangunannya sangat bagus untuk penanggulangan bencana. Antisipasi mengatasi gempa menjadi salah satu kurikulum wajib bagi siswa sekolah dasar di Jepang. Latihan antisipasi gempa dan tsunami, selalu dilakukan berkali-kali. Negri Ninja ini juga satu-satunya Negara di dunia yang memiliki Kementrian Penanganan Bencana (Disaster Management Ministry) yang setiap tahunnya memiliki anggaran beratus-ratus miliar.
Namun perlu diingat bahwa segala macam bencana di dunia ini adalah tak lepas dari kehendak-Nya. Jepang boleh saja mampu membuat bangunan yang memiliki daya tahan gempa misalnya 8,9 skala rickter. Tapi ingat! Allah bisa membuat gempa yang melebihi itu. Begitu pula, jika Allah tak berkehendak, maka bencana takkan terjadi, meskipun wilayah itu kawasan rawan bencana.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS al-Hadid: 22).
Bencana yang menimpa manusia ini bisa berupa adzab, peringatan, atau berupa ujian dan cobaan dari Rabb semesta alam. Sebagaimana kaum-kaum yang terdahulu, yang telah ditimpakan bencana kepada mereka:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri “. (QS al-Ankabut: 40).
Sebagaimana diketahui, di Jepang telah terjadi kegersangan spiritual, menurut sumber Wikipedia: Sebagian besar orang Jepang memiliki tradisi multi agama, mayoritas orang Jepang menganut lebih dari satu agama dan sepanjang tahunnya mengikuti ritual dan perayaan dalam berbagai agama. Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, merayakan Shichi-Go-San, hatsumode, dan matsuri di kuil Shinto. Ketika menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara pernikahan Kristen. Penghormatan terhadap arwah leluhur dinyatakan dalam perayaan Obon, dan ketika meninggal dunia dimakamkan dengan upacara pemakaman agama Budha.
Namun bagi orang-orang yang beriman, musibah atau bencana ini bisa berupa peringatan juga ujian untuk menebus kesalahan yang pernah dilakukan.
Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya)”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah: 155 -157).
Abu Hurairah ra berkata: “Ketika turun ayat ‘man ya’mal suuan yujza bihi’ [siapa yang berbuat kesalahan akan mendapat balasannya] (QS An-Nisa: 123), kaum Muslimin kelihatan dalam keadaan susah. Rasulullah SAW bersabda kepada mereka; ‘Bidiklah dan dekat-dekatkan sasaran. Sesungguhnya dalam setiap musibah yang menimpa orang Islam, ada kaffarah sampai pun duri yang mengenainya dan kecelakaan yang menimpanya’. (HR Muslim, at-Turmudzi, dan an-Nasai).
Sungguh, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmahnya. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika masyarakat Jepang meninggalkan kebuntuan spiritual dan ideologinya tersebut , dan menuju ke jalan Islam. Satu-satunya jalan yang diridhoi Allah.
Teknologi penangggulangan memang harus digalakkan sebagai bentuk ikhtiar manusia, namun hal itu semoga tidak membuat kita sombong sudah merasa bisa terhindar dari teguran dari Allah berupa bencana. Termasuk di Indonesia yang juga merupakan negri rawan bencana, sudah selayaknya memperhatikan strategi tanggap bencana.
Akan tetapi yang lebih utama, negri ini harus mau diatur dengan Syariah-Nya, karena bumi ini adalah milik-Nya. Peringatan dari Allah yang sering terjadi, sudah seharusnya dapat untuk diambil pelajaran. Wallahu a’lam.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf : 96 – 99)
Ali Mustofa Akbar
Direktur Rise Media Surakarta