(Arrahmah.com) – Pada hari Selasa, 28 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 9 April 2013 M, Yayasan Media Al-Furqan sebagai sayap media Daulah Islam Irak bekerja sama dengan Al-Fajr Media Center merilis pesan audio Amir Daulah Islam Irak, Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi. Pesan audio berdurasi 21 menit 26 detik itu berjudul “Dan berilah kabar gembira kaum muslimin” dan menyampaikan suatu hal yang sangat mengejutkan semua pihak:Pengumuman berdirinya Daulah Islam Irak dan Syam.
Sehari setelah itu, Rabu, 29 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 10 April 2013 M, Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’ sebagai sayap media mujahidin Jabhah Nushrah merilis pesan audio pemimpin umum Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani. Dalam pesan audio berjudul “Haula Saahat asy-Syam” (Seputar Kondisi Medan Syam) dan berdurasi 7 menit 15 detik tersebut, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menyampaikan sejumlah klarifikasi.
Pengumuman berdirinya Daulah Islam di Irak dan Syam oleh Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi sempat menerbitkan kegembiraan luar biasa banyak mujahidin secara khusus dan kaum muslimin secara umum. Mereka menilai hal itu sebagai langkah yan sangat maju bagi jihad di Irak dan Suriah.
Namun klarifikasi pimpinan umum Jabhah Nushrah yang hanya berjarak satu hari setelah itu ternyata lebih mengejutkan lagi. Selain menyatakan tidak adanya “pemberitahuan terlebih dahulu” dan “tidak ada musyawarah dan pemberian perintah” dari amir Daulah Islam Irak dalam perkara pengumuman berdirinya Daulah Islam di Irak dan Syam, pimpinan umum Jabhah Nushrah justru mengumumkan secara resmi pembai’atan mereka kepada Syaikh Aiman az-Zhawahiri dan tanzhim Qa’idatul Jihad.
Sebagian kalangan menilai pesan audio amir Daulah Islam Irak dan pimpinan umum Jabhah Nushrah itu menunjukkan di kalangan mujahidin terjadi perpecahan dan komunikasi yang buruk, setidaknya komunikasi yang sulit. Akibatnya terjadi dua pernyataan yang berbeda hanya dalam rentang waktu satu hari. Bagaimanakah duduk perkara sebenarnya? Pelajaran berharga apakah yang bisa dipetik kaum muslimin secara umum dan mujahidin secara khusus dari klarifikasi Jabhah Nushrah yang terkesan “membantah” Daulah Islam Irak tersebut?
Pertama. Mujahidin Jabhah Nushrah lahir dari rahim mujahidin Daulah Islam Irak
Untuk pertama kalinya, secara resmi, pemimpin umum Jabhah Nushrah menyatakan kepada masyarakat internasional bahwa Jabhah Nushrah memang memiliki kaitan yang sangat erat dengan Daulah Islam Irak. Bahkan Jabhah Nushrah lahir dari “rahim” Daulah Islam Irak. Hal ini menepis klaim banyak pihak yang menyatakan Jabhah Nushrah adalah kelompok jihad yang lahir dari rahim Ikhwanul Muslimin Suriah.
Dalam pesan audionya, Amirul Mukminin Daulah Islam Irak Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi menjelaskan hakekat tersebut dengan mengatakan:
“Adapun di negeri Syam, mereka telah membentuk sel-sel jihad yang baru sebatas pada operasi i’dad dan bantuan jihad, sambil menunggu-nunggu kesempatan mencapai pendakian lebih tinggi yang harus terus berjalan.
Ketika kondisi kaum muslimin di negeri Syam telah sampai pada keadaan penumpahan darah, penodaan kehormatan (oleh rezim Nushairiyah Suriah), penduduk Syam meminta bantuan mereka sementara masyarakat internasional berlepas diri dari mereka, maka tiada pilihan bagi kami kecuali bangkit untuk menolong mereka.
Maka kami mengutus (Abu Muhammad) Al-Jaulani (pemimpin tertinggi Jabhah Nushrah, edt), dan dia adalah salah seorang tentara kami dan bersamanya sejumlah orang dari putra-putra kami. Kami berangkatkan mereka dari Irak menuju Syam untuk bertemu dengan sel-sel jihad kami di negeri Syam.
Kami merumuskan bagi mereka perencanaan-perencanaan dan kami tetapkan untuk mereka pengendalian operasi (siyasat al-‘amal), dan kami biayai mereka dari setengah harta baitul mal kaum muslimin (Daulah Islam Irak), dan kami dukung mereka dengan personil-personil yang telah matang di medan-medan jihad dari kalangan muhajirin dan anshar.
Maka mereka berjuang dengan sungguh-sungguh bersama-sama para penduduk negeri Syam yang bersemangat membela rakyat dan agamanya. Maka kekuasaan Daulah Islam Irak semakin meluas ke negeri Syam. Pada saat itu kami tidak mengumumkannya karena faktor-faktor keamanan, dan agar rakyat bisa melihat hakekat dari Daulah (Islam Irak), hakekat sebenarnya yang jauh dari pencitraan buruk dan kebohongan oleh media massa.”
Pada bagian awal pesan audionya, pemimpin umum Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani, juga menegaskan keterkaitan erat Jabhah Nushrah dengan Daulah Islam Irak. Beliau mengatakan:
“Setelah tersingkap beberapa dokumen bahwa kami turut serta dalam jihad Irak sejak awal dimulai jihad sampai saat kami kembali (ke Suriah) setelah revolusi Suriah, meskipun terjadi keterputusan (komunikasi dengan mujahidin Irak, edt) karena takdir tersebut, namun kami telah mengetahui sebagian besar rincian peristiwa-peristiwa besar dalam perjalanan jihad di Irak dan dari pengalaman jihad di Irak itulah kami merangkum hal-hal yang membahagiakan hati kaum mukminin di negeri Syam di bawah bendera Jabhah Nushrah li Ahli Syam (Front Pertolongan bagi penduduk Syam).”
Penegasan beliau ini mengandung beberapa penjelasan penting:
1. Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani bersama para mujahidin dari Suriah telah turut berjihad di Irak sejak awal masa invasi penjajah salibis AS dan NATO pada Maret 2003 M sampai masa awal terjadinya revolusi Suriah, pertengahan Maret 2011 M.
2. Saat revolusi rakyat Suriah meletus pada pertengahan Maret 2011 dan rezim Nushairiyah Suriah mulai membantai puluhan ribu rakyat muslim Suriah yang tak berdosa, maka Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan para mujahidin Suriah lainnya kembali ke Suriah untuk melakukan jihad melawan rezim Nushairiyah Suriah.
3. Komunikasi dengan Daulah Islam Irak terputus sejak Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan para mujahidin Suriah lainnya kembali ke Suriah. Meski demikian, dengan berbagai sarana Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan para mujahidin Suriah lainnya telah mengetahui rincian sebagian besar perjalanan jihad di Irak selama periode Maret 2011 sampai April 2013 M.
4. Pengalaman jihad di Irak selama delapan tahun (2003 sampai Maret 2011) telah menjadi modal berharga bagi Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan para mujahidin Suriah lainnya. Berbekal pengalam berharga tersebut, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan para mujahidin Suriah lainnya membentuk dan mengorganiasikan jihad Islam di bawah organisasi baru, Jabhah Nushrah li-Ahli Syam. Kwalitas dan kwantitas operasi-operasi jihad Jabhah Nushrah telah diakui oleh lawan dan kawan. Dan Jabhah Nushrah telah menjadi salah satu kelompok jihad Islam yang paling dibanggakan oleh seluruh penduduk muslim Suriah.
Kedua. “Hutang seumur hidup” dan kesetiaan Jabhah Nushrah kepada Daulah Islam Irak
Secara khusus, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mengakui “hutang jasa” dari Daulah Islam Irak. Beliau juga menceritakan kesetiaannya kepada Daulah Islam Irak. Hal-hal yang beliau sebutkan antara lain adalah:
1. Besarnya “hutang seumur hidup” Jabhah Nushrah kepada Daulah Islam Irak.
Daulah Islam Irak adalah sebaik-baik anshar bagi kaum muhajirin Suriah yang berjihad di bumi Irak. Bahkan Daulah Islam Irak telah menyerahkan setengah hartanya untuk membiayai jihad Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan Jabhah Nushrah di Suriah.
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mengatakan dalam pesan audionya:
“Allah telah mengetahui bahwa kami tidak melihat dari saudara-saudara kami di Irak selain kebaikan yang besar, berupa kedermawanan, pengorbanan dan menampung kami dengan baik. Kebaikan mereka kepada kami sangat banyak dan tidak bisa dihitung. Hal itu merupakan hutang yang tidak akan pernah bisa berpisah dari pundak kami selama kami masih hidup.”
2. Pergaulan erat dengan banyak ulama, komandan dan tentara Daulah Islam Irak
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dengan penuh kerendahan hati mengakui “mendapat kemuliaan” untuk bergaul dengan banyak ulama, komandan dan tentara Daulah Islam Irak. Beliau menyebutkan mereka sebagai orang-orang shalih dan hampir sebagian besar ulama dan komandan yang telah beliau temui saat ini telah menemui kesyahidan. Nama-nama ulama dan komandan tersebut tentu saja adalah Syaikh Abu Mush’ab az-Zarqawi, Abu Umar al-Baghdadi, Abu Hamzah al-Muhajir, Abu Thalhah al-Anshari, Abu Maisarah al-Gharib, dan banyak lainya.
Dalam pesan audionya, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mengatakan:
“Saya telah mendapat kemuliaan untuk bergaul dengan sejumlah orang yang shalih di negeri Irak, kami menyangka demikian terhadap mereka. Dan kami telah berpisah dengan banyak mereka, di mana hampir tidak ada seorang pun yang namanya disebutkan kepadaku kecuali saat ini telah gugur, semoga Allah menerima mereka. Belum lagi puluhan, bahkan ratusan muhajirin dari Syam dan negeri lainnya yang gugur, sebagai tebusan bagi meninggikan kalimat Allah di bawah bendera Daulah Islam Irak.”
3. Kesetiaan Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani kepada Daulah Islam Irak
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menceritakan bahwa beliau dan mujahidin Suriah lainnya di Irak sebelumnya tidak berniat kembali ke Suriah sampai Daulah Islam Irak benar-benar kokoh di Irak dan sukses menumbangkan rezim Syiah Irak loyalis Iran dan Amerika. Namun niat yang tulus dan kesetiaan jihad di bawah panji Daulah Islam Irak itu mendapatkan ujian dengan terjadinya revolusi Suriah pada Maret 2011 dan pembantaian keji terhadap puluhan ribu umat Islam Suriah. Dalam kondisi itulah, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan mujahidin Suriah di Irak terpaksa kembali ke Suriah untuk membuka front jihad baru.
Dalam pesan audionya, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menegaskan:
“Tidaklah saya ingin keluar dari Irak sebelum saya melihat panji-panji Islam berkibar-kibar tinggi di negeri dua aliran sungai (Irak). Namun peristiwa-peristiwa yang begitu cepat terjadi di negeri Syam menghalangi kami dari apa yang kami inginkan.”
4. Hubungan khusus Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan Amir Daulah Islam Irak
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menegaskan telah bergaul secara khusus dan erat dengan Amir Daulah Islam Irak, Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi. Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menceritakan beberapa hal sangat penting yang selama ini tidak diketahui dunia internasional.
a. Bahwa kelompok Jabhah Nushrah berawal dari program yang diajukan oleh Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani kepada Amir Daulah Islam Irak.
b. Amir Daulah Islam Irak menyetujui sepenuhnya program jihad di Suriah yang ditawarkan oleh Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani. Bahkan Amir Daulah Islam Irak menyerahkan setengah harta Daulah Islam Irak dan mengirimkan beberapa ulama, komandan dan mujahidin senior Daulah Islam Irak untuk merealisasikan proyek yang digagas oleh Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani tersebut di Suriah. Dalam hal ini, Amir Daulah Islam Irak mempercayai sepenuhnya Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani dan proyek jihadnya di Suriah.
c. Bersama para ulama, komandan dan mujahidin senior Daulah Islam Irak itulah Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani merintis kelompok jihad Jabhah Nushrah dan mengarungi jihad yang penuh berkah sekaligus sangat sukses di Suriah.
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mengatakan dalam pesan audionya:
“Kemudian Allah memuliakan saya untuk berkenalan dengan Syaikh (Abu Bakar) al-Baghdadi, ulama yang mulia, yang memenuhi hak (mujahidin) penduduk Syam dan mengembalikan hutang dengan jumlah yang berlipat ganda.
Beliau telah menyetujui sebuah program yang kami usulkan kepada beliau untuk menolong rakyat kami yang tertindas di negeri Syam. Kemudian beliau mengirimkan kepada kami setengah harta Daulah Islam Irak, meskipun mereka sendiri sedang menghadapi masa-masa kesulitan.
Kemudian beliau meletakkan kepercayaannya kepada hamba yang faqir ini, dan memberikan kepada hamba yang faqir ini tugas untuk meletakkan siasat (strategi) dan planning, serta menyertakan sebagian ikhwah untuk membantunya. Meskipun jumlah mereka sedikit, namun Allah memberkahi mereka dan perkumpulan mereka.
Maka Jabhah Nushrah mulai menghadapi kesulitan demi kesulitan, sedikit demi sedikit, sampai Allah mengaruniakan kemenangan-kemenangan kepada kami dan meninggikan panji-panji Jabhah Nushrah, sehingga hati kaum muslimin dan kaum yang tertindas ikut terangkat naik. Maka Jabhah Nushrah menjadi simbol pertempuran umat Islam hari ini di negeri ini dan menjadi gantungan harapan kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia.”
Sementara Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi menjelaskan hal itu dalam pesan audionya dengan mengatakan:
“Ketika kondisi kaum muslimin di negeri Syam telah sampai pada keadaan penumpahan darah, penodaan kehormatan (oleh rezim Nushairiyah Suriah), penduduk Syam meminta bantuan mereka sementara masyarakat internasional berlepas diri dari mereka, maka tiada pilihan bagi kami kecuali bangkit untuk menolong mereka.
Maka kami mengutus (Abu Muhammad) Al-Jaulani (pemimpin tertinggi Jabhah Nushrah, edt), dan dia adalah salah seorang tentara kami dan bersamanya sejumlah orang dari putra-putra kami. Kami berangkatkan mereka dari Irak menuju Syam untuk bertemu dengan sel-sel jihad kami di negeri Syam.
Kami merumuskan bagi mereka perencanaan-perencanaan dan kami tetapkan untuk mereka pengendalian operasi (siyasat al-‘amal), dan kami biayai mereka dari setengah harta baitul mal kaum muslimin (Daulah Islam Irak), dan kami dukung mereka dengan personil-personil yang telah matang di medan-medan jihad dari kalangan muhajirin dan anshar.”
Ketiga. Maslahat perahasiaan keterkaitan erat Daulah Islam Irak dan Jabhah Nushrah
Setidaknya ada dua alasan Daulah Islam Irak tidak mengumumkan sejak awal keterkaitan eratnya dengan Jabhah Nushrah.
a. Alasan keamanan.
b. Alasan opini publik dan kampanye pencitraan buruk oleh media massa.
Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi menjelaskan hal itu dalam pesan audionya dengan menegaskan:
“Maka mereka berjuang dengan sungguh-sungguh bersama-sama para penduduk negeri Syam yang bersemangat membela rakyat dan agamanya. Maka kekuasaan Daulah Islam Irak semakin meluas ke negeri Syam. Pada saat itu kami tidak mengumumkannya karena faktor-faktor keamanan, dan agar rakyat bisa melihat hakekat dari Daulah (Islam Irak), hakekat sebenarnya yang jauh dari pencitraan buruk dan kebohongan oleh media massa.
Kini telah tiba saatnya kami mengumumkan kepada penduduk negeri Syam dan seluruh masyarakat dunia bahwa Jabhah Nushrah tidak lain hanyalah perpanjangan dari Daulah Islam Irak dan bagian darinya.”
Keempat. Perbedaan pandangan Daulah Islam Irak dan Jabhah Nushrah tentang waktu pengumuman dan proses berdirinya Daulah Islam di Suriah (Syam)
Pesan audio Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani kemudian menceritakan letak perbedaan pendapat Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dalam beberapa hal teknis lapangan:
a. Waktu deklarasi berdirinya Daulah Islam di Syam (Suriah).
b. Proses dan ahlul halli wal ‘aqdi yang berhak mendeklarasikan berdirinya Daulah Islam di Syam (Suriah).
Dalam hal ini, para Daulah Islam Irak melalui kajian Amir, para ulama dan komandannya memandang sudah saatnya dideklarasikan Daulah Islam di Irak dan Syam. Karena Jabhah Nushrah lahir dari “rahim” Daulah Islam Irak, maka Daulah Islam yang menetapkan keputusan tersebut dan Jabhah Nushrah “tinggal” sami’na wa atha’na saja.
Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi menyatakan hal tersebut dalam pesan audionya:
“Kami telah membulatkan tekad, setelah beristikharah kepada Allah Ta’ala dan bermusyawarah dengan orang-orang yang kami percayai agama dan kebijaksanaan mereka, untuk terus melanjutkan perjalanan menanjak jama’ah ini, dan tidak mempedulikan apapun celaan yang akan ditujukan kepada kami, karena sesungguhnya ridha Allah di atas segala-galanya, apapun yang akan menimpa kami karena hal itu.
Maka dengan ini kami meniadakan nama Daulah Islam Irak dan meniadakan nama Jabhah Nushrah, dan kami menggabungkan keduanya dalam satu nama baru: Daulah Islam di Irak dan Syam. Demikian pula kami mengumumkan penyatuan bendera, bendera Daulah Islam, bendera Khilafah Islamiyah, insya Allah.
Dengan adanya pengumuman ini, maka nama Daulah Islam Irak dan nama Jabhah Nushrah akan menghilang dan tidak muncul lagi dalam interaksi-interaksi kami. Keduanya akan menjadi bagian dari sejarah jihad kami yang penuh berkah, seperti nama-nama lain yang telah mendahuluinya.”
Sementara itu Jabhah Nushrah sebagai kelompok jihad yang telah bergaul luas dengan seluruh elemen masyarakat muslim Suriah dan berkoordinasi dengan sebagian besar kelompok jihad Islam, kelompok jihad FSA dan kelompok jihad muhajirin dari luar negeri memiliki pandangan lain.
a. Daulah Islam di Syam (Suriah) bukan hanya dideklarasikan oleh Jabhah Nushrah semata, atau bahkan atas “keputusan dan perintah” Daulah Islam Irak semata. Daulah Islam di Syam harus didirikan atas dukungan dan kerja sama dengan semua unsur politik revolusi rakyat (kelompok-kelompok jihad Islam dan kelompok-kelompok jihad FSA) beserta para ulama ahlus sunnah wal jama’ah yang jujur dan setia dalam perjuangan menegakkan Islam di Suriah. Para ulama, amir dan komandan kelompok-kelompok jihad di Suriah inilah yang menjadi Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Suriah.
b. Meskipun Daulah Islam belum dideklarasikan oleh Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah, namun mujahidin dan para ulama ahlus sunnah di Suriah telah berhasil menjalankan fungsi-fungsi Daulah Islam di wilayah-wilayah Suriah yang telah mereka bebaskan dari kekuasaan rezim Nushairiyah Suriah. Dalam hal ini, Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah memandang substansi dan fungsi Daulah Islam lebih penting di Suriah, daripada deklarasi dan nama resminya.
Tentang hal itu, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menjelaskan dalam pesan audionya:
“Sejak awal kami telah mengumumkan untuk mengembalikan kekuasaan Allah di muka bumi, kemudian bangkit bersama umat Islam untuk menerapkan syariat-Nya dan menyebar luaskan manhaj-Nya. Kami tidak akan tergesa-gesa mengumumkan suatu perkara yang menurut kami menuntut kehati-hatian. Sebab tugas-tugas daulah yaitu menerapkan syariat, menyelesaikan perselisihan dan permusuhan, merealisasikan keamanan bagi kaum muslimin dan menjamin penyediaan kebutuhan-kebutuhan pokok hidup mereka telah berjalan di wilayah-wilayah yang telah dibebaskan, meskipun di sana-sini masih ada kekurangan.
Perkara pengumuman (berdirinya daulah Islam) tidak menjadi menjadi perhatian utama dalam kondisi telah teraihnya inti persoalan (terlaksanakannnya sebagian tugas-tugas utama daulah Islam, edt). Kemudian, daulah Islam di Syam dibangun di atas lengan-lengan (peranan) semua pihak tanpa menyingkirkan satu pihak politis manapun yang ikut bersama dengan kami dalam jihad dan peperangan di negeri Syam, yaitu para kelompok-kelompok jihad, para ulama kredibel dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah dan para saudara kita kaum muhajirin. Apalagi dengan menyingkirkan pimpinan-pimpinan Jabhah Nushrah dan majlis syuranya.
Demikian pula perkara menunda pengumuman keterkaitan (Jabhah Nushrah dengan Daulah Islam Irak) bukanlah karena kelemahan dalam menjalankan agama atau kepengecutan para anggota Jabhah Nushrah. Melainkan untuk sebuah kebijaksanaan yang cemerlang berdasar dasar-dasar syari’at, sejarah yang panjang dan mencurahkan kemampuan untuk memahami siyasah syar’iyah (politik berlandaskan syar’iat) yang sesuai dengan negeri Syam dan disepakati oleh ahlul halli wal ‘aqdi di negeri Syam dari kalangan pimpinan Jabhah Nushrah dan “santri-santri”nya, lalu para pimpinan kelompok-kelompok jihad lainnya dan “santri-santri” mereka, kemudian orang-orang yang menolong mereka dari kalangan para ulama yang mulia, ahli piker dan orang-orang bijak dari luar negeri Syam.”
Kelima. Jabhah Nushrah tetap setia dan mendukung arahan-arahan jihad Daulah Islam Irak
Meski Jabhah Nushrah berbeda pendapat dengan Daulah Islam Irak dalam hal waktu, proses dan ahlul halli wal ‘aqdi yang berhak mendeklarasikan Daulah Islam di Syam; bukan berarti Jabhah Nushrah berkhianat Daulah Islam Irak, melepaskan diri dari kaitan erat dengan kepada Daulah Islam Irak dan tidak menjalin koordinasi jihad dengan Daulah Islam Irak.
Jika Jabhah Nushrah selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok jihad Islam dan kelompok-kelompok jihad FSA di Suriah, bagaimana Jabhah Nushrah tidak akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan Daulah Islam Irak yang merupakan “induk semang”nya?
Jabhah Nushrah kembali menegaskan tentang kesetiaan, koordinasi dan kerja sama dalam jihad dengan Daulah Islam Irak. Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menegaskan hal itu dalam pesan audionya dengan mengatakan:
“Saya memenuhi seruan Syaikh (Abu Bakar) al-Baghdadi ~semoga Allah menjaganya~ untuk meraih peningkatkan dari kedudukan yang lebih rendah kepada kedudukan yang lebih tinggi.”
“Maka panji Jabhah Nushrah akan tetap seperti semula, tidak ada perubahan apapun, meskipun kami juga merasa bangga dengan panji Daulah (Islam Irak), orang yang membawanya, orang yang berkorban dan mempersempahkan darahnya untuknya dari kalangan saudara-saudara kami (mujahidin di Irak) di bawah benderanya.”
Keenam. Jabhah Nushrah secara tegas mendeklarasikan bai’at kepada Al-Qaeda dan Syaikh Aiman az-Zhawahiri
Secara mengejutkan, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mendeklarasikan bai’at Jabhah Nushrah kepada Syaikh Aiman az-Zhawahiri selaku Amir Tanzhim Qa’idatul Jihad alias Al-Qaeda Internasional. Dalam pesan audionya, dengan mantap Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani mengatakan:
“Dan saya katakan: Inilah bai’at dari putra-putra Jabhah Nushrah dan pimpinan umumnya, kami memperbaharui bai’at tersebut untuk Syaikhul Jihad, Syaikh Aiman az-Zhawahiri ~semoga Allah menjaganya~. Sesungguhnya kami membai’at beliau untuk mendengar dan mentaati baik dalam kondisi rajin maupun dalam kondisi terpaksa, (kami juga membai’at beliau untuk) berhijrah, berjihad dan tidak merampas urusan kepemimpinan dari pemimpin yang sah kecuali jika kami melihat pada diri pemimpin tersebut kekafiran yang nyata berdasar penjelasan (syariat) Allah.”
Deklarasi bai’at Jabhah Nushrah kepada Al-Qaeda ini merupakan sebuah pukulan berat bagi:
a. Rezim Nushairiyah Suriah yang didukung secara totalitas oleh rezim Syiah Iran, rezim Syiah Irak dan milisi Syiah Hizbullah Lebanon. Jabhah Nushrah dengan demikian merupakan magnet dan poros terdepan kelompok jihad ahlus sunnah wal jama’ah di Suriah. Proyek rezim Syiah Raya yang memanjang dari Iran, Irak, Lebanon dan Suriah secara tegas akan dibendung oleh Jabhah Nushrah. Dan kaum muslimin ahlus sunnah serta mujahidin sunni akan tertarik oleh “magnet” Jabhah Nushrah untuk membendung mega proyek Syiah Raya tersebut.
b. Penjajah salibis AS, NATO, Turki dan Israel yang selama ini telah mempersiapkan kekuatan militernya di Israel, Turki dan Yordania, karena mengkhawatirkan tumbangnya rezim Nushairiyah Suriah dan naiknya kelompok-kelompok jihad Islam ke tampuk kekuasaan di Suriah. Sudah sama-sama diketahui, kelompok oposisi nasionalis-sekuleris Suriah di luar negeri yang dibentuk atas “perintah” AS-Barat dan diketuai oleh Mu’adz al-Khatib tidak memiliki legitimasi yang kuat dan kekuasaan di lapangan, khususnya di kalangan mujahidin Islam dan rakyat muslim sunni Suriah.
c. Rezim-rezim Arab loyalis AS dan Barat seperti Arab Saudi, Yordania, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman dan lain-lain.
Sudah sama-sama diketahui, Jabhah Nushrah telah mempublikasikan video yang memperlihatkan lima perwira militer Yaman yang berhasil mereka tangkap karena berperang di pihak rezim Nushairiyah Suriah, atas perintah resmi pemerintah Yaman!
Media massa Mesir juga telah mempublikasikan bahwa Dinas Intelijen Mesir mengejar para mujahidin Mesir yang berjihad di Suriah. Banyak mujahidin muhajirin di Suriah berasal dari Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Libya, Tunisia, Aljazair dan negara-negara Arab lainnya. Beberapa komandan dan instruktur militer Jabhah Nushrah bahkan berasal dari sebagian muhajirin Arab tersebut.
Mentri Pertahanan Arab Saudi secara tegas mengumumkan di media massa bahwa warga Arab Saudi yang ikut berjihad di Suriah akan dianggap sebagai penjahat, teroris dan jika mereka kembali ke Arab Saudi niscaya akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Tidak tertutup kemungkinan banyak mujahidin muhajirin Arab dari luar Suriah yang bergabung dengan kelompok Jabhah Nushrah, atau setidaknya kelompok-kelompok jihad Islam lainnya di Suriah. Jika jihad di Suriah sukses menumbangkan rezim Nushairiyah Suriah, kemungkinan para mujahidin muhajirin tersebut kembali dan mengobarkan jihad di negara-negara Arab asalnya sangatlah besar.
Dengan pembai’atan kepada Al-Qaeda ini, maka Jabhah Nushrah semakin mempertegas misi jihad internasionalnya. Jabhah Nushrah tidak sekedar ingin membela rakyat muslim Suriah yang tertindas dan menumbangkan rezim Nushairiyah Suriah. Jabhah Nushrah membawa misi mengusir penjajah zionis Yahudi dan membebaskan bumi Palestina. Lebih jauh lagi, Jabhah Nushrah bertujuan mengusir penjajah salibis AS yang bercokol dengan pangkalan-pangkalan militernya di Jazirah Arab; Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman dan Kesultanan Oman. Bahkan juga pangkalan militer AS di Alexandria, Mesir!
Jabhah Nushrah dengan demikian akan menjadi ujung tombak terdepan Al-Qaeda dalam menghadapi penjajah zionis Yahudi di Palestina. Hal itu akan mengingatkan kesadaran umat Islam bahwa sumpah Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah tidak menutup kemungkinan akan terealisasi melalui tangan mujahidin Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok jihad Islam lainnya di Suriah.
Maka, sumpah dahsyat Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah kini berdengung lebih keras di telinga Israel, AS dan rezim-rezim Arab boneka AS. Sumpah yang sangat terkenal: “Aku bersumpah dengan nama Allah Yang Maha Agung, Yang telah meninggikan langit tanpa tiang, sekali-kali Amerika dan bangsa Amerika tidak akan bisa memimpikan keamanan, sampai kami (bangsa muslim) betul-betul merasakan kehidupan aman di Palestina, dan sampai seluruh pasukan kafir diusir dari Semenanjung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.”
Ketujuh. Pembai’atan kepada Al-Qaeda tidak akan merubah kebijakan Jabhah Nushrah sedikit pun
Walau telah memba’ait Al-Qaeda, Jabhah Nushrah akan tetap seperti Jabhah Nushrah yang selama dua tahun ini dikenal oleh seluruh rakyat, ulama dan mujahidin Suriah.
Jabhah Nushrah akan tetap menjadi kelompok jihad yang paling keras menghancurkan pasukan Nushairiyah Suriah.
Jabhah Nushrah akan tetap menjadi kelompok jihad yang selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok jihad Islam lainnya; Kataib Ahrar asy-Syam, Tanzhim al-Fath al-Islami, Harakah al-Fajr al-Islamiyah, Al-Jabhah al-Islamiyah as-Suriyah, Majlis Syura al-Mujahidin, Kataib al-Muhajirin dan lain-lain.
Jabhah Nushrah akan tetap menjadi kelompok jihad yang selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok jihad dalam tubuh Tentara Bebas Suriah (FSA) yang mencita-citakan penerapan syariat Islam dan pengusiran penjajah Israel; Liwa’ at-Tauhid, Liwa’ Daud, Liwa’ al-Islam, Liwa’ al-Ummah dan lain-lain.
Jabhah Nushrah akan tetap menjadi kelompok jihad yang selalu melayani kebutuhan hidup masyrakat muslim Suriah, dengan distribusi bantuan sembako, obat-obatan dan lain-lain. Jabhah Nushrah akan senantiasa menjalankan fungsi pengadilan-pengadilan syariat, polisi amar ma’ruf nahi munkar, lembaga pendidikan Islam dan pengelolaan masjid-masjid dengan berkoordinasi dan bekerja sama dengan seluruh ulama ahlus sunnah dan kelompok-kelompok jihad Islam lainnya di Suriah.
Jabhah Nushrah setelah berbai’at dengan Al-Qaeda akan tetap seperti Jabhah Nushrah sebelum berbai’at dengan Al-Qaeda. Sebab, mujahidin Al-Qaeda sejatinya adalah satu bagian kecil dari seluruh unsur dalam tubuh kaum muslimin. Bahkan, Al-Qaeda lahir dari rahim umat Islam dan akan senantiasa “berbakti” dan menjadi “pelayan” bagi maslahaat umat Islam.
Tentang hal ini, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani, menyampaikan dalam pesan audionya: “Kami menenangkan rakyat kami di negeri Syam bahwa apa yang selama ini telah kalian lihat dari Jabhah Nushrah, yaitu pembelaannya terhadap agama kalian, kehormatan kalian, nyawa kalian dan juga kemuliaan akhlaknya terhadap kalian dan terhadap kelompok-kelompok jihad lainnya akan tetap seperti sedia kala seperti yang selama ini telah kalian kenal. Dan sesungguhnya pengumuman pembai’atan (Jabhah Nushrah kepada Syaikh Aiman az-Zhawahiri) tidak akan merubah apapun dari siyasah (kebijakan) Jabhah Nushrah.“
Wallahu a’lam bish-shawab. (muhibalmajdi/arrahmah.com)