LONDON (Arrahmah.id) — Seorang pelajar muslimah dipukuli dengan brutal dan dibuka paksa jilbabnya tanpa alasan di Hounslow, Inggris, pada 3 Januari lalu.
Berdasarkan informasi Fatima, ibu korban, kepada MyLondon (20/1/2023), anaknya yang bernama Amina saat itu diserang tiba-tiba di halte bus ketika pulang membeli perlengkapan sekolah di pusat kota.
Tanpa alasan jelas, Amina dan temannya dipukuli wajahnya oleh sekelompok gadis.
“Gadis-gadis itu mengikutinya dan ketika seorang gadis bertanya mengapa mereka mengabaikannya, putri saya mengatakan kepadanya bahwa dia tidak,” tutur Fatima menceritakan kejadian yang dialami putrinya.
Tepat setelah ini salah satu gadis meninju wajah teman Amina.
“Amina terkejut, berkata ‘apa yang kamu lakukan?’ Dan kemudian dia ikut diserang,” jelas Fatima.
Selama penyerangan, Amina mengklaim salah satu gadis, yang dia gambarkan sebagai orang kulit putih, menyemangati temannya dan merekamnya.
“Dia meninju [putri saya] berulang kali berulang kali di sisi kepala, pelipisnya, rahangnya dan antara telinga dan rahang. Gadis itu jauh lebih besar darinya. Putri saya cukup pendek dan mungil, tidak mungkin putriku bisa melindungi dirinya sendiri,” kata Fatima.
Kemudian Amina berkata: “Ada apa denganmu, kamu membuat jilbabku lepas?”
Gadis itu menjawab: “Menurutmu apa yang buruk? Itu belum lepas” dan kemudian serangan berlanjut lagi hingga jilbab Amina jatuh ke lantai.
Amina dan temannya lalu berlari kembali ke halte bus dan naik bus hingga dijemput oleh ibu teman Amina dan diantar pulang.
“Ketika Amina sampai di rumah dia shock dan gemetar. Dia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi, yang menyuruh mereka pergi ke stasiun lokal keesokan harinya untuk membuat pernyataan,” jelas Fatima.
Akibat kejadian itu, Amina mengalami trauma dan enggan pergi ke sekolah karena takut. Bahkan ketika dibawa ke rumah sakit pun dia menjadi sangat paranoid terhadap wanita kulit putih yang ada di sekitarnya.
“Amina merasa terhina dan kesal karena ada rekaman dia di luar sana tanpa mengenakan jilbab. Sebagai seorang Ibu, saya ingin keadilan untuk putri saya. Putri saya pendiam, dia penyendiri. Kejadian ini benar-benar mengisolasi dia,” papar Fatima. (hanoum/arrahmah.id)